Sabtu, 16 Juni 2012

PEMASANGAN IKLAN PEPSI


PEMASANGAN IKLAN PEPSI

Iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah menggiring orang pada gagasan. Rhenald Kasali yang dalam bukunya mengungkapkan pengertian iklan yang kemudian ditulis kembali pada situs http://ambhen.wordpress.com/2010/10/03/iklan-dan-tujuan-iklan/. secara cukup sederhana Rhenald Kasali mendefinisikan “Iklan sebagai sebuah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media”.
Menurut Tilman dan Kirkpatrick dalam situs yang sama, “Iklan merupakan komunikasi massa yang menawarkan janji kepada konsumen tentang adanya barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan, tempat memperolehnya dan kualitas barang dan jasa tersebut melalui pesan yang informatif dan persuasif”.
Sedangkan menurut Wright dalam iklan yang sama pula, “Iklan merupakan media komunikasi massa dalam bentuk komunikasi non personal dengan menyewa ruang dan waktu, dirancang untuk memberikan saran pembelian, membentuk hasrat memiliki dengan mengkonsumsinya secara tepat.”
Dari beberapa definisi iklan di atas, dapat ditarik sebuah garis besar bahwa iklan merupakan pesan yang disampaikan oleh pihak komunikator mengenai barang maupun jasa kepada pihak komunikan, melalui perantara media massa dengan menyewa ruang maupun waktu yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi, membujuk dan mempengaruhi khalayak agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan.
Secara efisien, iklan mampu menjangkau calon pembeli walau letaknya berjauhan. Iklan bentuk tertentu (iklan teve) menuntut anggaran besar, sementara banyak lainnya (iklan baris) dapat dilakukan dengan anggaran sangat kecil. Sebagian konsumen masih percaya bahwa merek yang diiklankan secara besar-besaran sudah pasti menawarkan “ good value”.
Tiga media iklan yang relatif baru pantas diberi catatan khusus :
a)    Advertorial, adalah iklan cetak yang memuat teks editorial dan mungkin sedikit susah dibedakan dari isi koran atau majalah lainnya.
b)   Infomersial, adalah iklan tv lainnya dan mengupas atau mendemonstrasikan sebuah produk. Pemirsa bisa memesan dengan menelpon langsung sehingga dampak infomersial langsung dapat diukur.
c)    Banner, adalah tanda kecil di halaman web yang menyajikan iklan produk atau perusahaan dengan cara mengklik banner tersebut.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa salah satu media yang dapat digunakan dalam pemasangan iklan adalah melalui media infomersial  atau media televisi, maka kami kemudian berinisiatif untuk mengambil kemudian menganalisis iklan dari Pepsi yang ditayangkan di Televisi. Yang kemudian sebagai bahan referensi untuk penyelesaian tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran terkait pembahasan mengenai komunikasi pemasaran.
Iklan Pepsi tersebut berdurasi satu menit yang dilakukan pada kuil shaolin. Awalnya seorang bocah cilik yang masuk perguruan Shaolin hendak belajar ilmu bela diri, tercengan dengan simbol perguruan yang tak pernah ia temukan dan amat berbeda dengan simbol perguruan beladiri lainnya. Belajar sejak kecil hingga dewasa, akhirnya ketika beranjak menjadi remaja ia sudah menguasai ilmu beladiri dan kemudian secara serentak semua murid dan guru minum Pepsi. Dan ternyata lambang atau simbol dari perguruan ilmu bela diri itu adalah bagian atas dari botol pepsi yang telah dibuka dan diminum. Kepala pemuda itu kemudian dihantamkan ke bagian kening dari kepala pemuda itu yang kemudian membentuk simbol dari perguruan tersebut yang tiada lain adalah bagian atas dari Pepsi yang telah dibuka.

A.  TUJUAN PROMOSI IKLAN PEPSI
Secara teori ada dua sudut pandang tujuan periklanan, yaitu sudut pandang perusahaan dan sudut pandang konsumen. Dari sudut pandang perusahaan, menurut Robert V. Zacher, tujuan periklanan diantaranya adalah :
1)      Menyadarkan komunikan dan member informasi tentang suatu barang dan jasa atau ide.
2)      Menimbulkan dalam diri komunikan suatu perasaan suka akan barang dan jasa ataupun ide yang disajikan dengan memberi prefensi kepadanya.
3)      Meyakinkan komunikan akan kebenaran tentang apa yang dianjurkan dalam iklan dan karenanya menggerakkan untuk berusaha memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang dianjurkan.

Sedangkan dari sudut pandang konsumen, iklan dipandang sebagai suatu media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk maupun atribut lainnya yang berkaitan dengan suatu produk.
Dalam iklannya dari sudut perusahan, pepsi terlihat ingin menyadarkan komunikan dan member informasi tentang minuman coke yang menjadi produk andalannya yang kemudian menimbulkan dalam diri komunikan suatu perasaan suka akan minuman pepsi tersebut. Selain itu, terlihat bahwa Pepsi mencoba meyakinkan komunikan agar memiliki inisiatif untuk bergerak atau berusaha memiliki kemudian meminum Pepsi. Sementara menurut sudut pandang konsumen, maka Pepsi memperlihatkan informasi kepada komsumen bahwa Pepsi cocok untuk kalangan muda dan memberikan kesegaran dalam aktifitas.

B.  SEGMEN YANG DITUJU
Berdasarkan iklan yang menjadi objek kajian analisa pada anak muda yang belajar Kungfu di salah satu perguruan Shaolin yang memilik simbol bagian atas dari Pepsi, maka Pepsi berorientasi pada segementasi umur yaitu anak muda atau remaja. Terlihat Hal ini selaras dengan yang disebutkan dalam situs http://ikhaball.blogspot.com/ yang menyebutkan bahwa “Iklan-iklan Pepsi biasanya berpusat pada anak muda di masa kini dan masa depan, karena Pepsi adalah “The Choice of a New Generation” (pilihan generasi baru)”.

C.  EFEKTIFITAS IKLAN
Menurut kajian teori, Effektif tidaknya suatu iklan tergantung pada pencapaian tujuan pembuatan iklan itu sendiri. Tujuan yang pertama dan paling mudah dicapai adalah mendapat perhatian (Attention) dari konsumen. Apabila iklan ditujukan untuk mendapatkan perhatian, effektifitasnya bisa dilihat dari seberapa banyak orang yang tahu tentang brand yang diiklankan.
Tujuan yang kedua adalah menarik minat (Interest) konsumen terhadap brand. Dengan kata lain merangsang konsumen untuk membuat penialain atau image yang positif tentang brand yang bersangkutan. Pada konteks ini effektifitas iklan bisa diukur dari sejauh mana image konsumen berubah terhadap brand setelah iklan dipublikasikan. Tujuan ketiga dari iklan adalah menumbuhkan keinginan (Desire) di hati konsumen untuk membeli brand. Apabila tujuan ini yang dipakai, seberapa banyak konsumen yang mempunyai keinginan untuk membeli brand yang diiklankan menjadi tolok ukur effektifitas iklan. Tujuan iklan yang terakhir adalah merangsang konsumen untuk membeli (Action) brand yang diiklankan. Effektifitas iklan diukur dengan cara melihat perubahan penjualan setelah iklan beredar.
Dari keempat tujuan diatas, effetifitas iklan relatif lebih mudah diukur untuk kasus tiga tujuan pertama. Perusahaan bisa meminta bantuan perusahaan riset untuk menyelidiki sejauh mana konsumen tahu tentang brand mereka atau bagaimana kosumen membentuk image brand mereka. Tapi untuk mengukur apakah iklan telah meningkatkan penjualan, masalahnya menjadi tidak semudah pengukuran pada ketiga tujuan pertama. Sedikitnya ada dua alasan yang membuat sulitnya pengukuran ini.
Pertama, untuk mengukur pengaruh iklan terhadap penjualan dibutuhkan data penjualan, data eksposure iklan dengan konsumen, dan data tentang promosi di toko (single source data). Di beberapa negara maju memang ada perusahaan riset yang mengumpulkan data seperti ini, tapi masih terbatas pada produk consumer goods. Alasan yang kedua adalah, biasanya pengaruh iklan terhadap penjualan tidak langsung muncul pada masa penayangan iklan. Ada time lag antara waktu penayangan dan perubahan penjualan. Ada kalanya pengaruh iklan bisa muncul setelah beberapa bulan iklan itu ditayangkan, dan effeknya bisa terus aktif walaupun setelah penayangan diberhentikan.
Tak dapat dipungkiri bahwa dalam iklannya, pepsi mampu menyadarkan komunikan tentang minuman coke yang menjadi produk andalannya, menimbulkan dalam diri komunikan suatu perasaan suka akan minuman pepsi tersebut. Selain itu, terlihat bahwa Pepsi mencoba meyakinkan komunikan agar memiliki inisiatif untuk bergerak atau berusaha memiliki kemudian meminum Pepsi. Bahkan iklan Pepsi mampu memperlihatkan angka penjualan yang mengalahkan pesaingnya Coca-cola. Pernyataan ini menurut Ikha dalam situs http://ikhaball.blogspot.com/ bahwa “Strategi iklan Pepsi sangat berhasil dan pada saat Olimpiade Atlanta, diadakan di tempat kelahiran Coca-Cola, Pepsi menjual lebih banyak daripada Coke”.

D.  KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PROMOSI
Adapun mengenai kelbeihan dari iklan Pepsi antara lain :
1)   Karena Pepsi melakukan iklan melalui media Televisi maka, produk yang diiklankan dapat dinikmati oleh siapa saja.
2)   Pepsi dapat menjangkau daerah yang luas.
3)   Waktu siarannya sudah tertentu.
4)   Memiliki daya penyampaian dan pengaruh yang kuat karena Pepsi memberikan kombinasi antara suara dengan gambar (yang bergerak).
5)   Pepsi Memudahkan para audiensnya untuk memahami yang diiklankan.
6)   Ketika memilih media televisi, berarti tidak memerlukan keahlian dan kemampuan membaca seperti pada media cetak.
Sedangkan kekurangannya adalah :
1)   Pilihan pepsi menggunakan media Televisi berarti Pepsi memiliki konsekuensi mengeluarkan biaya relatif tinggi.
2)   Iklan yang disiarkan hanya dapat dinikmati sebentar (pesan berlalu sangat cepat).
3)   Kesulitan teknis.
4)   Tidak semua tempat dapat dicapai gelombang penyiaran televisi.
5)   Tidak semua orang memiliki pesawat televisi melihat harganya.

E.   SARAN UNTUK MENINGKATKANNYA
Iklan Pepsi sesungguhnya sudah luar biasa dengan alur awal yang membingungkan kemudian dapat terjawabkan kaetika remaja yang menjadi aktor iklan meminum Pepsi Kalengan tersebut. Namun di sisi lain, melihat kekurangan yang kami sampaikan mengenai media promosi iklan melalui Televisi maka Pepsi perlu melakukan perbaikan dengan tidak hanya menggunakan media Televisi namun media lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar