Sabtu, 16 Juni 2012

Intel Komputer


         
Pada umumnya harga ditetapkan oleh pembeli dan penjual yang saling bernegosiasi. Menetapkan satu harga untuk semua pembeli merupakan ide yang relative modern yang muncul bersama dengan perkembangan penjualan eceran skala besar pada akhir abad ke-19.
            Sekarang, tepat setelah seratus tahun dari saat ini, internet secara pasti mengubah trend penetapan harga mati (fixed) dan membawa kita kembali ke era penetapan harga yang dinegosiasikan. Internet, jaringan computer perusahaan, dan sistem tanpa kabel menghubungkan oran-orang, mesin, serta perusahaan-perusahaan di seluruh dunia menghubungkan para penjual dan pembeli yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
            Secara tradisional, harga berperan sebagai peran utama dari pilihan pembeli. Hal itu masih berlaku untuk negara-negara miskin, diantara kelompok-kelompok miskin, dan untuk untuk jenis produk komoditas. Dan, walaupun faktor-faktor non harga telah menjadi semakin penting dalam perilaku pembeli selama beberapa dasawarsa ini, harga masih tetap merupakan salah satu unsure-unsur terpenting yang menentukan pangsa pasar dan provitabilitas perusahaan. Konsumen dan agen pembelian memiliki lebih banyak akses ke informasi harga dan toko/perusahaan pemberi diskon harga. Para konsumen berbelanja secara hati-hati, mendorong para pengecer untuk menurunkan harga mereka. Pengecer selanjutnya menekan produsen untuk menurunkan harga. Hasilnya adalah pasar yang ditandai oleh diskon dan promosi penjualan besar-besaran.
            Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan tersebut mengembangkan produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan mengikuti lelang atas kontrak kerja baru.
Perusahaan harus memutuskan dimana akan memposisikan produknya berdasarkan mutu dan harga.  Intel Corporation (NASDAQ: INTC; didirikan 1968) adalah sebuah perusahaan multinasional yang berpusat di Amerika Serikat dan terkenal dengan rancangan dan produksi mikroprosesor dan mengkhususkan dalam sirkuit terpadu. Intel juga membuat kartu jaringan, chipset papan induk, komponen, dan alat lainnya. Intel memiliki projek riset yang maju dalam seluruh aspek produksi semikonduktor, termasuk MEMS.
            Pada tahun 1974, Intel memperkenalkan processor mikro 8080. Sejak pengenalan itu, Intel terus menerus memperkenalkan chip yang baru lainnya dengan meningkatkan lebih banyak tenaga-tenaga penghitungan yang dipasang di dalam.  Berikut ini adalah ringkasan sejarah perkembangan komputer, khususnya mengenai keluaran Intel Processor.
Sebuah penjualan penting dalam divisi komputer terjadi pada produk untuk komputer pribadi buatan IBM yang memakai prosesor 8088 yang berhasil mendongkrak nama intel.

1982:
286 Microprocessor
Intel 286 atau yang lebih dikenal dengan nama 80286 adalah sebuah processor yang pertama kali dapat mengenali dan menggunakan software yang digunakan untuk processor sebelumnya.
Intel 386 adalah sebuah prosesor yang memiliki 275.000 transistor yang tertanam diprosessor tersebut yang jika dibandingkan dengan 4004 memiliki 100 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan 4004.
Processor yang pertama kali memudahkan berbagai aplikasi yang tadinya harus mengetikkan command-command menjadi hanya sebuah klik saja, dan mempunyai fungsi komplek matematika sehingga memperkecil beban kerja pada processor.
Processor generasi baru yang mampu menangani berbagai jenis data seperti suara, bunyi, tulisan tangan, dan foto.
Processor yang dirancang untuk digunakan pada aplikasi server dan workstation, yang dibuat untuk memproses data secara cepat, processor ini mempunyai 5,5 jt transistor yang tertanam.
Processor Pentium II merupakan processor yang menggabungkan Intel MMX yang dirancang secara khusus untuk mengolah data video, audio, dan grafik secara efisien. Terdapat 7.5 juta transistor terintegrasi di dalamnya sehingga dengan processor ini pengguna PC dapat mengolah berbagai data dan menggunakan internet dengan lebih baik.
Processor yang dibuat untuk kebutuhan pada aplikasi server. Intel saat itu ingin memenuhi strateginya yang ingin memberikan sebuah processor unik untuk sebuah pasar tertentu.
Processor Intel Celeron merupakan processor yang dikeluarkan sebagai processor yang ditujukan untuk pengguna yang tidak terlalu membutuhkan kinerja processor yang lebih cepat bagi pengguna yang ingin membangun sebuah system computer dengan budget (harga) yang tidak terlalu besar. Processor Intel Celeron ini memiliki bentuk dan formfactor yang sama dengan processor Intel jenis Pentium, tetapi hanya dengan instruksi-instruksi yang lebih sedikit, L2 cache-nya lebih kecil, kecepatan (clock speed) yang lebih lambat, dan harga yang lebih murah daripada processor Intel jenis Pentium. Dengan keluarnya processor Celeron ini maka Intel kembali memberikan sebuah processor untuk sebuah pasaran tertentu.
Processor Pentium III merupakan processor yang diberi tambahan 70 instruksi baru yang secara dramatis memperkaya kemampuan pencitraan tingkat tinggi, tiga dimensi, audio streaming, dan aplikasi-aplikasi video serta pengenalan suara.
Intel kembali merambah pasaran server dan workstation dengan mengeluarkan seri Xeon tetapi jenis Pentium III yang mempunyai 70 perintah SIMD. Keunggulan processor ini adalah ia dapat mempercepat pengolahan informasi dari system bus ke processor , yang juga mendongkrak performa secara signifikan. Processor ini juga dirancang untuk dipadukan dengan processor lain yang sejenis.
Processor Pentium IV merupakan produk Intel yang kecepatan prosesnya mampu menembus kecepatan hingga 3.06 GHz. Pertama kali keluar processor ini berkecepatan 1.5GHz dengan formafactor pin 423, setelah itu intel merubah formfactor processor Intel Pentium 4 menjadi pin 478 yang dimulai dari processor Intel Pentium 4 berkecepatan 1.3 GHz sampai yang terbaru yang saat ini mampu menembus kecepatannya hingga 3.4 GHz.
Processor Intel Pentium 4 Xeon merupakan processor Intel Pentium 4 yang ditujukan khusus untuk berperan sebagai computer server. Processor ini memiliki jumlah pin lebih banyak dari processor Intel Pentium 4 serta dengan memory L2 cache yang lebih besar pula.
Itanium adalah processor pertama berbasis 64 bit yang ditujukan bagi pemakain pada server dan workstation serta pemakai tertentu. Processor ini sudah dibuat dengan struktur yang benar-benar berbeda dari sebelumnya yang didasarkan pada desain dan teknologi Intel’s Explicitly Parallel Instruction Computing ( EPIC ).

2002:
Intel® Itanium® 2 Processor Itanium 2 adalah generasi kedua dari keluarga Itanium.
Chipset 855, dan Intel® PRO/WIRELESS 2100 adalah komponen dari Intel® Centrino™. Intel Centrino dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar akan keberadaan sebuah komputer yang mudah dibawa kemana-mana.
Dilengkapi dengan chipset 855 dengan fitur baru 2Mb L2 Cache 400MHz system bus dan kecocokan dengan soket processor dengan seri-seri Pentium M sebelumnya.

2004: Intel E7520/E7320 Chipsets 7320/7520 dapat digunakan untuk dual processor dengan konfigurasi 800MHz FSB, DDR2 400 memory, and PCI Express peripheral interfaces.
Sebuah processor yang ditujukan untuk pasar pengguna komputer yang menginginkan sesuatu yang lebih dari komputernya, processor ini menggunakan konfigurasi 3.73GHz frequency, 1.066GHz FSB, EM64T, 2MB L2 cache, dan HyperThreading.
Processor berbasis 64 bit dan disebut dual core karena menggunakan 2 buah inti, dengan konfigurasi 1MB L2 cache pada tiap core, 800MHz FSB, dan bisa beroperasi pada frekuensi 2.8GHz, 3.0GHz, dan 3.2GHz. Pada processor jenis ini juga disertakan dukungan HyperThreading.

2006:
Intel Core 2 Quad Q6600
Processor untuk type desktop dan digunakan pada orang yang ingin kekuatan lebih dari komputer yang ia miliki memiliki 2 buah core dengan konfigurasi 2.4GHz dengan 8MB L2 cache (sampai dengan 4MB yang dapat diakses tiap core ), 1.06GHz Front-side bus, dan thermal design power ( TDP ).
Processor yang digunakan untuk tipe server dan memiliki 2 buah core dengan masing-masing memiliki konfigurasi 2.13 dan 2.4GHz, berturut-turut , dengan 8MB L2 cache ( dapat mencapai 4MB yang diakses untuk tiap core ), 1.06GHz Front-side bus, dan thermal design power (TDP).

Intel selalu memberikan strategi skimming dalam memberikan harga terhadap  processor mikronya yang baru. Tidak berbeda pula dengan processor mikro 80486. Harga perkenalannya adalah $1500. Mesin awal yang dibangun processor mikro 80486 seharusnya dijual pada harga hampir $20.000. Harga grosir Intel yang disarankan untuk processor 80386SX adalah $65. Namun  karena adanya kekurangan yang sangat mendasar dari chip ini dipasar, Intel sebenarnya menjualnya dengan harga dua kali dari harga yang ada di daftar. Intel terus dapat menjual dengan baik produknya chip 80286 dan 80386. Sedemikian bagusnya, kenyataannya American Micro Devices Inc. (AMD) sebuah perusahaan saingan, menuntut Intel atas hak memproduksi 80386. AMD pada saat ini memegang license untuk memproduksi 80286 tapi kehilangan penjualan karena banyak pabrik yang mengalihkan produksi mereka ke 80386 yang lebih baru. Permintaan terhadap chip 80386 sedemikian besarnya sehingga Intel tak mampu menghadapi permintaan tersebut.
Processor Mikro
Harga
8088-2
$ 8.00
8086
$ 12.00
80286-12
$ 20.00
80386SX-20
$ 133.50
80386DX-20
$ 245.00
80486DX-25
$ 960.00


Dari ilustrasi di atas terdapat beberapa pertanyaan yang akan dijawab sebagai berikut:

1.      Bagaimana sebaiknya Intel memberikan harga pada produk processor mikro-nya?
Jawab:
Metode yang sebaiknya dignakan oleh intel dalam memberikan harga pada produk prosesor mikronya adalah
1)      Metode penetapan harga berbasis perrmintaan.
Metode ini lebih menekankan factor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan dari pada factor-faktor seperti biaya, laba dan perseorangan permintaan palanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu;
a.       Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli),
b.      Kemampuan pelanggan untuk membeli
c.       Posisi suatu prodk dalam gaya hidup pelanggan yakni menyangkut apakah produk tersebut merupakan symbol status atau hanya produk yang digunakan sehari-hari
d.      Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelannggan
e.       Harga produk-produk subsitusi
f.       Pasar potensial bagi produk tersebut
g.      Sifat persaingan non harga
h.      Perilaku konsumen secara umum
i.        Segmen-segmen dalam pasar.
2)      Metode penetapan harga berbasis biaya
Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead dan laba.
a.       Standar markup pricing
Dalam standar markup pricing harga ditentukan dengan jalan menambahkan persentase tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu kelas produk
b.      Cost plus percentage of cost pricing
Dalam cost plus percentage of cost pricing, perusahaan menambahkan persentase tertentu terhadap biaya produksi atau konstruksi. Matode ini sering kali digunakan untuk haarga satu item atau hanya beberapa item 
c.       Cost plus fixex fee pricing
Metode ini banyak diterapkan dalam produk-produk yang sifatnya sangat teknikal. Dalam strategi ini pemasok atau produsen akan mendapatkan ganti atas semua biaya yang dikeluarkan, seberapapun besarnya, tetapi produsen tersebut hanya memperoleh fee tertentu sebagai laba yang besarnya tergantung pada biaya finel tersebut yang disepakati bersama
d.      Exsperience curve pricing
Metode ini dikembangkan atas dasar konsep efek belajar yang menyatakan bahwa unit cost barang dan jasa akan menurun antara sepuluh hingga tiga puluh persen untuk setiap peningkatan dua kali lipat pada pengalaman perusahaan dalam memproduksi dan menjual barang atau jasa tersebut.
3)      Metode penetapan harga berbasis laba
a.       Target profit pricing
Target profit pricing umumnya berupa ketetapan atas besarnya target laba tahunan yang dinyatakan secara spesifik
b.      Target ritern on sale pricing
Dalam metode ini, perusahaan menetapakan tingkat harga tertentu yang dapat menghasilkan laba dalam presentase tertentu terhadap volume penjualan
c.       Target ritern on invesmen pricing
Dalam metode ini perusahaan menetapkan besarnya suatu target ROI tahuna, yaitu rasio antara laba degan investasi total yang ditanamkan perusahaan pada vasilitas produksi dan asset yang mendukung produk tertentu
4)      Metode penetapan harga berbasis persaingan
a.       Customary pricing
Metode ini digunakan untuk produk-produk yang harganya ditentukan oleh factor-faktor seperti; tradisi, saluran distribusi yang terstandarisasi, atau factor persaingan lainnya.
b.      Above, at, or below market pricing
Umumnya sangat sulit untuk mengidentifikasi harga pasar spesifik untuk suatu produk atau kelas produk tertentu oleh karena itu, sering kali ada perusahaan yang menggunakanpendekatan subyektif dalam memperkirakan harga pesang atau harga pasar. Berdasarkan patokan subyektif tersebut, kemudian perusahaan secara cermat dan memilih staretgi penetapan harga yang berada diatas, sama, atau dibawah harga asar tersebut
c.       Loss leader pricing
Kadang kala untuk keperluan promosi khusu, ada perusahaan yang menjual harga suatu produk dibawah biayanya. Tujuannya bukan untuk meningkatkan penjualan produk yang bersangkutan, tetapi untuk menarik konsumen supaya datang ke toko dan membeli pula produk-produk lainnya, khususnya produk yang bermarkup cukup tinggi. Jadi, suatu produk dijadikan semacam pengelaris (pancingan) agar produk lainnya juga laku.
d.      Sealet bid pricing
Metode ini menggunakan sistem penawaran harga dan biasanya melibatkan agen pembelian (buying agence). Jadi, bila ada perusahaan atau lembaga yang ingin membeli suatu produk, maka yang bersangkutan menggunakan jasa agen pembelian untuk menyampaikan spesifikasi produk yang dibutuhkan kepada calon produsen. Setiap calon produsen diminta untuk menyampaikan harga penawarannya untuk kuantitas yang dibutuhkan. Harga penawaran tersebut harus diajukan dalam jangka waktu tertentu, kemudian diadakan semacam lelang untuk menentukan penawaran terendah yang memenuhi syarat untuk melaksanakan kontrak pembelian.

2.      Apakah harga untuk setiap turunan processor mikro milik Intel (seperti 8088, 80286, 80386, 80386SX, dan 80486) elastis atau tidak elastis? Berikan alasan untuk mendukung opini saudara!

Pemasar perlu mengetahui seberapa responsive, atau elastis, permintaan dalam menanggapi perubahan harga. Jika permintaan hampir tidak berubah dengan adanya perubahan kecil pada harga, kita menyebut permintaan itu inelastis. Jika permintaan mengalami banyak perubahan, permintaan itu elastis.
Permintaan akan menjadi kurang elastis dalam kondisi-kondisi berikut :
a.       Terdapat hanya sedikit atau bahkan tidak ada barang pengganti atau pesaing.
b.      Pembeli tidak segera menyadari harga yang lebih tinggi tersebut
c.       Pembeli lambat dalam mengubah kebiasaan membelinya dan dalam mencari harga yang lebih rendah
d.      Pembeli berpikir bahwa harga yang lebih tinggi itu pantas karena ada perbaikan mutu inflasi yang normal dan lainnya.
Jika permintaan itu elastis, penjual akan mempertimbangkan untuk menurunkan harga. Harga yang lebih rendah akan menghasilkan penerimaan total . Hal itu benar-benar terjadi jika biaya untuk memproduksi dan menjual lebih banyak unit tidak meningkat melebihi proposinya.
Elastisitas harga tergantung pada besaran dan arah perubahan harga yang akan dibuat. Elastisitas itu mungkin dapat diabaikan jika perubahan harganya kecil, tetapi mungkin itu penting jika perubahan harganya besar. Elastisitas itu mungkin berbeda pengaruhnya untuk penurunan harga dan untuk kenaikan harga. Akhirnya, elastisitas harga jangka panjang mungkin berbeda dengan elastisitas jangka pendek. Para pembeli mungkin membeli dari pemasok yang sekarang setelah terjadi kenaikan harga, karena mereka tidak memperhatikan kenaikan tersebut, atau kenaikan tersebut terlalu kecil, atau perhatian waktu lama, tetapi mereka akhirnya akan beralih ke pemasok lain. Dalam hal itu, permintaan lebih elastis dalam jangka panjang daripada dalam jangka pendek. Atau, yang terjadi justru sebaliknya: pembeli meninggalkan pemasok setelah diberitahu mengenai kenaikan harga tetapi kemudian kembali lagi. Perbedaan antara elastisitas jangka pendek dan jangka panjang berarti bahwa penjual tidak akan mengetahui pengaruh total perubahan harga hingga berlakunya waktu.
Dari uraian diatas, maka pada ilustrasi dapat dikatakan harga untuk setiap turunan processor mikro milik Intel elastis, itu terbukti dari harga harga intel 80386SX adalah $65. Namun karena adanya kekurangan yang sangat mendasar dari cip ini di pasar, intel seharusnya menjualnya dua kali lipat dari harga yang ada di daftar.
Elastis atau tidak elastisnya suatu barang tergantung dari permintaan atau penawaran dari konsumen, dimana jika permintaan dan pernawaran > 0 maka barang tersebut elastis dan jika permintaan atau penawaran lebih kecil dari 0 maka barang tersebut dalam kondisi in elastis

3.      Kebijaksanaan harga yang bagaimana yang anda sarankan kepada Intel mengenai pengenalan masa depan dan produk-produknya untuk saat ini? Mengapa?
Jawab :
Masalah kebijaksanaan penetapan harga merupakan hal yang kompleks dan rumit. Untuk itu dibutuhkan suatu pendekatan yang sistematis, yang melibatkan penetetapan tujuan dan mengembangkan suatu struktur penetapan harga yang tepat. Karenanya akan dibahas terlebih dahulu pengertian mengenai harga.
Sebutan/istilah mengenai harga untuk berbagai produk tidak selalu sama dan dengan berbagai nama, Menurut Kotler (2002 : 518) bahwa harga ada di sekeliling kita. Anda membayar sewa untuk apartemen, uang kuliah dan uang jasa untuk dokter atau dokter gigi. Perusahaan penerbangan, kereta api, taxi dan bis mengenakan ongkos, perusahaan pelayanan iimum mengenakan tarif, dan bank mengenakan bunga atas uang yang anda pinjam.
Menurut Basu Swastha pengertian harga adalah sebagai berikut : (Swastha, 1998; 241 ) ” Harga adalah jumlah uang ( ditambah beberapa barang kalau mungkin ) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.”
Dari kedua definisi tentang harga tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa berikut pelayanannya.
Dalam menyusun kebijakan penetapan harga, perusahaan mengikuti prosedur enam tahap penetapan harga yaitu : (Kotler, 2002 : 550):
1.             Perusahaan memilih tinjauan penetapan harga.
2.             Perusahaan memperkirakan kurva permintaan, probabilitas kuantitas yang akan terjual pada tiap kemungkinan harga.
3.             Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada berbagai level produksi dan pada berbagai level akumulasi pengalaman produksi.
4.             Perusahaan menganalisa biaya, harga, dan tawaran pesaing.
5.             Perusahaan menyeleksi metode penetapan harga.
6.             Perusahaan memilih harga akhir.
Secara garis besar strategi penetapan harga (kebijakan harga) yang dapat sarankan kepada Intel mengenai pengenalan masa depan dan produk-produknya untuk saat ini:
Secara garis besar setrategi penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi 8 kelompok yaitu :
1.        Strategi penetapan harga produk baru.
Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. Selain itu juga sedapat mungkin mencegah timbulnya persaingan sengit. Pada hakikatnya ada dua strategi pokok dalam penetapan harga produk baru yitu :
a.       Skiming Pricing
Strategi ini merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru. Biasanya strategi ini dilengkapi dengan aktivitas promosi yang gencar. Produk-produk yang harganya ditetapkan dengan strategi ini, diantaranya berkaitan dengan teknologi baru (stereo set, telepon, pernagkat keras computer, dan lain-lain).
b.      Penetration Pricing
Dalam strategi ini harga ditetapkan relative rendah pada tahap awal. Tujuannya adalah agar dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing. Dengan harga yang rendah, maka perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya sekala ekonomis dan menurunnya biaya per unit. Strategi ini memiliki perpspektif jangka panjang, dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

2.        Strategi penetapan harga produk yang sudah mapan
Ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk-produknya yang sudah ada di pasar, diantaranya yaitu ; adanya perubahan dalam lingkungan pemasaran dan adanya pergeseran permintaan.
Ada 3 alternatif strategi dalam melakukan penilaian kembali terhadap strategi penetapan harga:
a.       Mempertahankan harga
Strategi ini digunakan untuk mempertahankan posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat.
b.      Menurunkan harga
Strategi ini bukan strategi yang gampag digunakan, karena perusahaan harus memiliki kemampuan financial yang besar dan sanggup menghadapi setiap kemungkinan persaingan yang timbul, terutama dalam asfek harga.
c.       Menaikkan harga
Menaikkan harga produk biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan profitbilitas dalam periode inflasi, mengambil keuntungan dari diferensiasi produk atau melakukan segementasi pasar yang dilayani.
3.        Strategi fleksibilitas harga
Strategi fleksibilitas harga terdiri dari dua macam strategi yaitu :
a.         Strategi satu harga (harga tungal)
Dalam strategi ini, perusahaan membebankan harga yang sama kepada setiap pelanggan yang membeli produk dengan kualitas dan kuantitas yang sama pada kondisi yang sama pula (termasuk syarat penjualan sama).
b.        Strategi penetapan harga fleksibel
Strategi penetapan harga fleksibel merupakan strategi pembebanan harga yang berbeda kepada pelanggan yang berbeda untuk produk yang kualitasnya sama. Tujuan strategi ini adalah untuk memaksimalkan laba jangka panjang dan memberikan keluwesan dangan jalan memungkinkan setiap penyesuaian, baik kebawah maupun ke atas terhadap harga.

4.        Strategi penetapan harga lini produk
Strategi ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga satu lini produk berdasarkan hubungan dan dampak setiap produk terhadap lininya, apakah kompetitif atau komplementer. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan laba dari keseluruhan lini produk.

5.        Strategi leasing
Leasing merupakan suatu kontrak persetujuan antara pemilik aktiva (lessor) dan pihak kedua yang memanfaatkan aktiva tersebut (lessee) untuk jangka waktu tertentu dengan tingkat return tertentu.
Tujuan strategi leasing adalah:
a.       Untuk meningkatkan pertumbuhan pasar dengan menarik pelanggan yang tidak mampu membeli sekaligus.
b.      Untuk merealisasikan laba jangka panjang yang lebih besar, karena biaya produksi diamortasikan secara penuh. Biaya sewa merupakan laba.
c.       Untuk meningkatkan aliran kas
d.      Agar memperoleh aliran laba yang stabil.
e.       Untuk menghindari risiko kerugian akibat keusangan teknologi.

6.        Strategi bundling-pricing
Strategi ini memasukkan marjin ekstra dalam harga untuk menutupi bermacam-macam fungsi dan jasa pendukung yang dibutuhkan untuk menjual dan mempertahankan produk selama masa manfaatnya.
Adapun tujuan dari strategi ini adalah :
a.       Untuk mendapatkan jaminan bahwa aktiva akan dipelihara dan dijaga dalam keadaan yang baik sehingga dapat dijual kembali atau disewakan kembali.
b.      Untuk mendapatkan penghasilan exstra guna menutupi biaya yang diantisipasi dari pemberian jasa pemeliharaan produk.
c.       Untuk menghasilkan pendapatan guna mendukung personil purna jual.
d.      Untuk membentuk dana kontigensi untuk sesuatu yang tidak dapat diantisifasi.
e.       Untuk membangun dan membina hubungan dengan pelanggan
f.       Untuk menghambat persaingan dengan pelayanan dan dukungan purna jual gratis.

7.        Strategi kepemimpinan harga
Strategi ini digunakan oleh pemimpin pasar (Market leader) dalam satu industri untuk melakukan perubahan harga yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri tesebut. Tujuannya adalah untuk melakukan pengendalian terhadap keputusan penetapan harga dalam industri yang mendukung strategi pemasaran perusahan pemimpin, misalnya menciptakan barrier to entry, meningkatkan marjin laba, dan lain-lain.

8.        Strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga serendah mungkin untuk produk baru. Tujuannya adalah untuk meraih pangsa pasar yang besar, sehingga perusahaan mampu memiliki keunggulan biaya dan pasarnya tidak dapat dikuasai oleh pesaing. Dasar pemikiran strategi ini adalah asumsi mengenai dampak pangsa pasar terhadap strategi penetapan harga.
Dari Strategi (kebijakan) harga di atas yang dapat kami sarankan kepada intel corporation adalah strategi Skiming Pricing karena Strategi ini merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru. Biasanya strategi ini dilengkapi dengan aktivitas promosi yang gencar. Produk-produk yang harganya ditetapkan denga strategi ini, diantaranya berkaitan dengan teknologi baru (stereo set, telepon, pernagkat keras computer, dan lain-lain).
Tujuan dari strategi ini pada dasarnya adalah:
a.         Untuk melayani para pelanggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi persaingan belum ada.
b.         Untuk menutup biaya-biaya promosi dan riset dan pengembangan secepat mungkin melalui marjin yang besar.
c.         Untuk membatasi permintaan hingga tingkat yang tidak melampaui kepastian perusahaan.
d.        Untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan jauh lebih mudah untuk menurunkan harga awal yang dirsakan konsumen terlampau mahal daripada menaikkan harga awal yang terlalu murah agar dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan.

Sedangkan penentuan jangka waktu mempertahankan harga yang tingi sangat tergantung pada aktivitas para pesaing. Bila tidak ada paktor hak paten, maka skiming price harus segera diturunkan pada saat ada pesaing yang masuk kepasar. Sedangkan dalam kondisi ada perlindungan hak paten, maka perusahaan intel dapat menurunkan harganya sedikit demi sedikit hingga menjelang akhir periode perlindungan hak paten. Setelah masa paten berlaku barulah perusahaan menjual produknya dengan harga rendah.

4.      Bagaimana lisensi dari pabrik lain yang memproduksi chip mempengaruhi harga?

Lisensi adalah izin pakai atau produksi suatu barang, atau jasa, dari pemilik barang atau jasa tersebut dengan prosedur atau aturan-aturan yang berlaku.
Dengan adanya lisensi untuk memproduksi chip, maka akan makin banyak perusahaan chip yang akan memproduksi barang yang sejenis, dengan banyaknya barang akan meningkatkan penawaran terhadap chip. Semakin banyak penawaran artinya akan memperbanyak pilihan konsumen dalam memilih barang yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga chip di pasar.
Dalam hal ini perusahaan harus memiliki pilihan apakah lebih menitik beratkan pada persaingan harga ataukah persaingan bukan harga
a.       Persaingan harga oleh perusahaan
ü  Mengadakan perubahan harga
ü  Mengadakan reaksin terhadap perubahan harga yang dilakukan oleh pesaing
b.      Persaingan bukan harga
Strategi persaingan bukan harga ini sering diikuti dengan kebijaksanaan pengawasan harga. Dalam hal ini produsen dapat menempuh kebijakssanaan pengawasan harga dengan cara:
ü  Menjual secara langsung kepada konsumen akhir atau pemakai industri
ü  Menyewakan atau menjual barang dengan sistem kansinyasi (titipan)
ü  Memperdagangkan barang-barang tersebut secara bebas
ü  Menggunakan harga penjualan ulang secara hati-hati pada saluran distribusi yang eksklusif
Adapun metode – metode persaingan bukan harga yang dapat dilakukan oleh perusahaan antara lain:
ü  Pembedaan barang
ü  Menitikberatkan pada jenis dan kualitas jasa yang ditawarkan pada perantara maupun pembeli akhir seperti:
1.      Persyaratan kredit yang lunak
2.      Penghantaran barang
3.      Pemasangan barang
4.      Garansi
ü  Lokasi penjual yang strategi
ü  Kupon yang berhadiah

1 komentar: