Pada umumnya harga
ditetapkan oleh pembeli dan penjual yang saling bernegosiasi. Menetapkan satu
harga untuk semua pembeli merupakan ide yang relative modern yang muncul
bersama dengan perkembangan penjualan eceran skala besar pada akhir abad ke-19.
Sekarang,
tepat setelah seratus tahun dari saat ini, internet secara pasti mengubah trend
penetapan harga mati (fixed) dan membawa kita kembali ke era penetapan harga
yang dinegosiasikan. Internet, jaringan computer perusahaan, dan sistem tanpa
kabel menghubungkan oran-orang, mesin, serta perusahaan-perusahaan di seluruh
dunia menghubungkan para penjual dan pembeli yang tidak pernah terjadi
sebelumnya.
Secara
tradisional, harga berperan sebagai peran utama dari pilihan pembeli. Hal itu
masih berlaku untuk negara-negara miskin, diantara kelompok-kelompok miskin,
dan untuk untuk jenis produk komoditas. Dan, walaupun faktor-faktor non harga
telah menjadi semakin penting dalam perilaku pembeli selama beberapa dasawarsa
ini, harga masih tetap merupakan salah satu unsure-unsur terpenting yang
menentukan pangsa pasar dan provitabilitas perusahaan. Konsumen dan agen
pembelian memiliki lebih banyak akses ke informasi harga dan toko/perusahaan
pemberi diskon harga. Para konsumen berbelanja secara hati-hati, mendorong para
pengecer untuk menurunkan harga mereka. Pengecer selanjutnya menekan produsen
untuk menurunkan harga. Hasilnya adalah pasar yang ditandai oleh diskon dan
promosi penjualan besar-besaran.
Suatu
perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan tersebut
mengembangkan produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk regulernya
ke saluran distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan mengikuti
lelang atas kontrak kerja baru.
Perusahaan harus
memutuskan dimana akan memposisikan produknya berdasarkan mutu dan harga. Intel Corporation (NASDAQ: INTC; didirikan 1968) adalah sebuah perusahaan multinasional yang berpusat di Amerika
Serikat
dan terkenal dengan rancangan dan produksi mikroprosesor dan mengkhususkan dalam sirkuit terpadu. Intel juga membuat kartu
jaringan,
chipset papan induk, komponen, dan alat lainnya. Intel memiliki
projek riset yang maju dalam seluruh aspek produksi
semikonduktor, termasuk MEMS.
Pada tahun 1974, Intel
memperkenalkan processor mikro 8080. Sejak pengenalan itu, Intel terus menerus
memperkenalkan chip yang baru lainnya dengan meningkatkan lebih banyak
tenaga-tenaga penghitungan yang dipasang di dalam. Berikut ini adalah ringkasan sejarah perkembangan komputer, khususnya mengenai keluaran Intel Processor.
1978: 8086-8088 Microprocessor
Sebuah penjualan penting dalam
divisi komputer terjadi pada produk untuk komputer pribadi buatan IBM yang
memakai prosesor 8088 yang berhasil mendongkrak nama intel.
1982: 286 Microprocessor
1982: 286 Microprocessor
Intel 286 atau yang lebih dikenal
dengan nama 80286 adalah sebuah processor
yang pertama kali dapat mengenali dan menggunakan software yang digunakan untuk
processor sebelumnya.
1985: Intel386™ Microprocessor
Intel 386 adalah sebuah prosesor yang memiliki
275.000 transistor yang tertanam diprosessor tersebut yang jika dibandingkan
dengan 4004 memiliki 100 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan 4004.
Processor yang pertama kali memudahkan berbagai
aplikasi yang tadinya harus mengetikkan command-command menjadi hanya sebuah
klik saja, dan mempunyai fungsi komplek matematika sehingga memperkecil beban
kerja pada processor.
Processor generasi baru yang mampu menangani berbagai
jenis data seperti suara, bunyi, tulisan tangan, dan foto.
Processor yang dirancang untuk digunakan pada aplikasi
server dan workstation, yang dibuat untuk memproses data secara cepat, processor ini mempunyai 5,5 jt
transistor yang tertanam.
Processor Pentium II merupakan processor yang menggabungkan Intel MMX yang dirancang secara khusus untuk mengolah data video,
audio, dan grafik secara efisien. Terdapat 7.5 juta transistor terintegrasi di
dalamnya sehingga dengan processor
ini pengguna PC dapat mengolah berbagai data dan menggunakan internet dengan
lebih baik.
Processor yang dibuat untuk kebutuhan pada aplikasi
server. Intel saat itu ingin
memenuhi strateginya yang ingin memberikan sebuah processor unik untuk sebuah pasar tertentu.
Processor Intel
Celeron merupakan processor yang
dikeluarkan sebagai processor
yang ditujukan untuk pengguna yang tidak terlalu membutuhkan kinerja processor yang lebih cepat bagi
pengguna yang ingin membangun sebuah system computer dengan budget (harga) yang
tidak terlalu besar. Processor Intel Celeron ini memiliki bentuk dan
formfactor yang sama dengan processor
Intel jenis Pentium, tetapi hanya
dengan instruksi-instruksi yang lebih sedikit, L2 cache-nya lebih kecil,
kecepatan (clock speed) yang lebih lambat, dan harga yang lebih murah daripada processor Intel jenis Pentium. Dengan keluarnya processor Celeron ini maka Intel
kembali memberikan sebuah processor
untuk sebuah pasaran tertentu.
Processor Pentium III merupakan processor yang diberi tambahan 70
instruksi baru yang secara dramatis memperkaya kemampuan pencitraan tingkat
tinggi, tiga dimensi, audio streaming, dan aplikasi-aplikasi video serta
pengenalan suara.
Intel kembali merambah pasaran server dan
workstation dengan mengeluarkan seri Xeon tetapi jenis Pentium III yang
mempunyai 70 perintah SIMD. Keunggulan processor
ini adalah ia dapat mempercepat pengolahan informasi dari system bus ke processor , yang juga mendongkrak
performa secara signifikan. Processor
ini juga dirancang untuk dipadukan dengan processor lain yang sejenis.
Processor Pentium IV merupakan produk Intel yang kecepatan prosesnya mampu
menembus kecepatan hingga 3.06 GHz. Pertama kali keluar processor ini berkecepatan 1.5GHz dengan formafactor pin 423,
setelah itu intel merubah
formfactor processor Intel Pentium 4 menjadi pin 478 yang
dimulai dari processor Intel Pentium 4 berkecepatan 1.3 GHz
sampai yang terbaru yang saat ini mampu menembus kecepatannya hingga 3.4 GHz.
2001: Intel® Xeon® Processor
Processor Intel
Pentium 4 Xeon merupakan processor
Intel Pentium 4 yang ditujukan
khusus untuk berperan sebagai computer server. Processor ini memiliki jumlah pin lebih banyak dari processor Intel Pentium 4 serta dengan memory L2 cache yang lebih besar
pula.
Itanium adalah processor
pertama berbasis 64 bit yang ditujukan bagi pemakain pada server dan
workstation serta pemakai tertentu. Processor
ini sudah dibuat dengan struktur yang benar-benar berbeda dari sebelumnya yang
didasarkan pada desain dan teknologi Intel’s Explicitly Parallel Instruction
Computing ( EPIC ).
Chipset 855, dan Intel®
PRO/WIRELESS 2100 adalah komponen dari Intel®
Centrino™. Intel Centrino dibuat
untuk memenuhi kebutuhan pasar akan keberadaan sebuah komputer yang mudah
dibawa kemana-mana.
Dilengkapi dengan chipset 855 dengan fitur baru 2Mb L2
Cache 400MHz system bus dan kecocokan dengan soket processor dengan seri-seri Pentium M sebelumnya.
2004: Intel E7520/E7320 Chipsets 7320/7520 dapat digunakan untuk dual processor dengan konfigurasi 800MHz
FSB, DDR2 400 memory, and PCI Express peripheral interfaces.
Sebuah processor
yang ditujukan untuk pasar pengguna komputer yang menginginkan sesuatu yang
lebih dari komputernya, processor
ini menggunakan konfigurasi 3.73GHz frequency, 1.066GHz FSB, EM64T, 2MB L2
cache, dan HyperThreading.
Processor berbasis 64 bit dan disebut dual core karena
menggunakan 2 buah inti, dengan konfigurasi 1MB L2 cache pada tiap core, 800MHz
FSB, dan bisa beroperasi pada frekuensi 2.8GHz, 3.0GHz, dan 3.2GHz. Pada processor jenis ini juga disertakan
dukungan HyperThreading.
2006: Intel Core 2 Quad Q6600
2006: Intel Core 2 Quad Q6600
Processor untuk type desktop dan digunakan pada orang
yang ingin kekuatan lebih dari komputer yang ia miliki memiliki 2 buah core
dengan konfigurasi 2.4GHz dengan 8MB L2 cache (sampai dengan 4MB yang dapat
diakses tiap core ), 1.06GHz Front-side bus, dan thermal design power ( TDP ).
Processor yang digunakan untuk tipe server dan
memiliki 2 buah core dengan masing-masing memiliki konfigurasi 2.13 dan 2.4GHz,
berturut-turut , dengan 8MB L2 cache ( dapat mencapai 4MB yang diakses untuk
tiap core ), 1.06GHz Front-side bus, dan thermal design power (TDP).
Intel selalu memberikan strategi skimming dalam
memberikan harga terhadap processor
mikronya yang baru. Tidak berbeda pula dengan processor mikro 80486. Harga
perkenalannya adalah $1500. Mesin awal yang dibangun processor mikro 80486
seharusnya dijual pada harga hampir $20.000. Harga grosir Intel yang disarankan
untuk processor 80386SX adalah $65. Namun
karena adanya kekurangan yang sangat mendasar dari chip ini dipasar,
Intel sebenarnya menjualnya dengan harga dua kali dari harga yang ada di
daftar. Intel terus dapat menjual dengan baik produknya chip 80286 dan 80386.
Sedemikian bagusnya, kenyataannya American Micro Devices Inc. (AMD) sebuah
perusahaan saingan, menuntut Intel atas hak memproduksi 80386. AMD pada saat
ini memegang license untuk memproduksi 80286 tapi kehilangan penjualan karena
banyak pabrik yang mengalihkan produksi mereka ke 80386 yang lebih baru.
Permintaan terhadap chip 80386 sedemikian besarnya sehingga Intel tak mampu
menghadapi permintaan tersebut.
Processor Mikro
|
Harga
|
8088-2
|
$ 8.00
|
8086
|
$ 12.00
|
80286-12
|
$ 20.00
|
80386SX-20
|
$ 133.50
|
80386DX-20
|
$ 245.00
|
80486DX-25
|
$ 960.00
|
Dari ilustrasi di
atas terdapat beberapa pertanyaan yang akan dijawab sebagai berikut:
1.
Bagaimana sebaiknya
Intel memberikan harga pada produk processor mikro-nya?
Jawab:
Metode yang sebaiknya dignakan oleh intel dalam memberikan harga pada
produk prosesor mikronya adalah
1)
Metode penetapan harga berbasis perrmintaan.
Metode ini lebih
menekankan factor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan dari
pada factor-faktor seperti biaya, laba dan perseorangan permintaan palanggan
sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu;
a.
Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli),
b.
Kemampuan pelanggan untuk membeli
c.
Posisi suatu prodk dalam gaya hidup pelanggan yakni
menyangkut apakah produk tersebut merupakan symbol status atau hanya produk
yang digunakan sehari-hari
d.
Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada
pelannggan
e.
Harga produk-produk subsitusi
f.
Pasar potensial bagi produk tersebut
g.
Sifat persaingan non harga
h.
Perilaku konsumen secara umum
i.
Segmen-segmen dalam pasar.
2)
Metode penetapan harga berbasis biaya
Dalam metode ini faktor
penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek
permintaan Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang
ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung,
biaya overhead dan laba.
a. Standar markup
pricing
Dalam standar markup pricing harga ditentukan dengan
jalan menambahkan persentase tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu
kelas produk
b. Cost plus percentage
of cost pricing
Dalam cost plus
percentage of cost pricing, perusahaan menambahkan persentase tertentu terhadap
biaya produksi atau konstruksi. Matode ini sering kali digunakan untuk haarga
satu item atau hanya beberapa item
c. Cost plus fixex fee
pricing
Metode ini banyak diterapkan dalam produk-produk yang
sifatnya sangat teknikal. Dalam strategi ini pemasok atau produsen akan
mendapatkan ganti atas semua biaya yang dikeluarkan, seberapapun besarnya,
tetapi produsen tersebut hanya memperoleh fee tertentu sebagai laba yang
besarnya tergantung pada biaya finel tersebut yang disepakati bersama
d. Exsperience curve
pricing
Metode ini dikembangkan atas dasar konsep efek belajar
yang menyatakan bahwa unit cost barang dan jasa akan menurun antara sepuluh
hingga tiga puluh persen untuk setiap peningkatan dua kali lipat pada
pengalaman perusahaan dalam memproduksi dan menjual barang atau jasa tersebut.
3)
Metode penetapan harga berbasis laba
a. Target profit pricing
Target profit pricing umumnya berupa ketetapan atas
besarnya target laba tahunan yang dinyatakan secara spesifik
b. Target ritern on sale
pricing
Dalam metode ini, perusahaan menetapakan tingkat harga
tertentu yang dapat menghasilkan laba dalam presentase tertentu terhadap volume
penjualan
c. Target ritern on
invesmen pricing
Dalam metode ini perusahaan menetapkan besarnya suatu
target ROI tahuna, yaitu rasio antara laba degan investasi total yang
ditanamkan perusahaan pada vasilitas produksi dan asset yang mendukung produk
tertentu
4)
Metode penetapan harga berbasis persaingan
a. Customary pricing
Metode ini digunakan untuk produk-produk yang harganya
ditentukan oleh factor-faktor seperti; tradisi, saluran distribusi yang
terstandarisasi, atau factor persaingan lainnya.
b. Above, at, or below
market pricing
Umumnya sangat sulit untuk mengidentifikasi harga
pasar spesifik untuk suatu produk atau kelas produk tertentu oleh karena itu,
sering kali ada perusahaan yang menggunakanpendekatan subyektif dalam
memperkirakan harga pesang atau harga pasar. Berdasarkan patokan subyektif
tersebut, kemudian perusahaan secara cermat dan memilih staretgi penetapan
harga yang berada diatas, sama, atau dibawah harga asar tersebut
c. Loss leader pricing
Kadang kala untuk keperluan promosi khusu, ada
perusahaan yang menjual harga suatu produk dibawah biayanya. Tujuannya bukan
untuk meningkatkan penjualan produk yang bersangkutan, tetapi untuk menarik
konsumen supaya datang ke toko dan membeli pula produk-produk lainnya,
khususnya produk yang bermarkup cukup tinggi. Jadi, suatu produk dijadikan
semacam pengelaris (pancingan) agar produk lainnya juga laku.
d. Sealet bid pricing
Metode ini menggunakan sistem penawaran harga dan
biasanya melibatkan agen pembelian (buying agence). Jadi, bila ada perusahaan
atau lembaga yang ingin membeli suatu produk, maka yang bersangkutan
menggunakan jasa agen pembelian untuk menyampaikan spesifikasi produk yang dibutuhkan
kepada calon produsen. Setiap calon produsen diminta untuk menyampaikan harga
penawarannya untuk kuantitas yang dibutuhkan. Harga penawaran tersebut harus
diajukan dalam jangka waktu tertentu, kemudian diadakan semacam lelang untuk
menentukan penawaran terendah yang memenuhi syarat untuk melaksanakan kontrak
pembelian.
2.
Apakah harga untuk
setiap turunan processor mikro milik Intel (seperti 8088, 80286, 80386,
80386SX, dan 80486) elastis atau tidak elastis? Berikan alasan untuk mendukung
opini saudara!
Pemasar perlu mengetahui seberapa responsive,
atau elastis, permintaan dalam menanggapi perubahan harga. Jika permintaan
hampir tidak berubah dengan adanya perubahan kecil pada harga, kita menyebut
permintaan itu inelastis. Jika permintaan mengalami banyak perubahan,
permintaan itu elastis.
Permintaan akan menjadi kurang elastis dalam kondisi-kondisi berikut :
a.
Terdapat hanya sedikit atau bahkan tidak ada barang
pengganti atau pesaing.
b.
Pembeli tidak segera menyadari harga yang lebih tinggi
tersebut
c.
Pembeli lambat dalam mengubah kebiasaan membelinya dan
dalam mencari harga yang lebih rendah
d.
Pembeli berpikir bahwa harga yang lebih tinggi itu
pantas karena ada perbaikan mutu inflasi yang normal dan lainnya.
Jika permintaan itu
elastis, penjual akan mempertimbangkan untuk menurunkan harga. Harga yang lebih
rendah akan menghasilkan penerimaan total . Hal itu benar-benar terjadi jika
biaya untuk memproduksi dan menjual lebih banyak unit tidak meningkat melebihi
proposinya.
Elastisitas harga
tergantung pada besaran dan arah perubahan harga yang akan dibuat. Elastisitas
itu mungkin dapat diabaikan jika perubahan harganya kecil, tetapi mungkin itu
penting jika perubahan harganya besar. Elastisitas itu mungkin berbeda pengaruhnya
untuk penurunan harga dan untuk kenaikan harga. Akhirnya, elastisitas harga
jangka panjang mungkin berbeda dengan elastisitas jangka pendek. Para pembeli
mungkin membeli dari pemasok yang sekarang setelah terjadi kenaikan harga,
karena mereka tidak memperhatikan kenaikan tersebut, atau kenaikan tersebut
terlalu kecil, atau perhatian waktu lama, tetapi mereka akhirnya akan beralih
ke pemasok lain. Dalam hal itu, permintaan lebih elastis dalam jangka panjang
daripada dalam jangka pendek. Atau, yang terjadi justru sebaliknya: pembeli
meninggalkan pemasok setelah diberitahu mengenai kenaikan harga tetapi kemudian
kembali lagi. Perbedaan antara elastisitas jangka pendek dan jangka panjang
berarti bahwa penjual tidak akan mengetahui pengaruh total perubahan harga
hingga berlakunya waktu.
Dari uraian diatas,
maka pada ilustrasi dapat dikatakan harga untuk setiap turunan processor mikro
milik Intel elastis, itu terbukti dari harga harga intel 80386SX adalah $65.
Namun karena adanya kekurangan yang sangat mendasar dari cip ini di pasar,
intel seharusnya menjualnya dua kali lipat dari harga yang ada di daftar.
Elastis atau tidak elastisnya suatu barang tergantung
dari permintaan atau penawaran dari konsumen, dimana jika permintaan dan
pernawaran > 0 maka barang tersebut elastis dan jika permintaan atau
penawaran lebih kecil dari 0 maka barang tersebut dalam kondisi in elastis
3.
Kebijaksanaan harga
yang bagaimana yang anda sarankan kepada Intel mengenai pengenalan masa depan
dan produk-produknya untuk saat ini? Mengapa?
Jawab :
Masalah kebijaksanaan penetapan
harga merupakan hal yang kompleks dan rumit. Untuk itu dibutuhkan suatu
pendekatan yang sistematis, yang melibatkan penetetapan tujuan dan
mengembangkan suatu struktur penetapan harga yang tepat. Karenanya akan dibahas
terlebih dahulu pengertian mengenai harga.
Sebutan/istilah mengenai harga untuk
berbagai produk tidak selalu sama dan dengan berbagai nama, Menurut Kotler
(2002 : 518) bahwa harga ada di sekeliling kita. Anda membayar sewa untuk
apartemen, uang kuliah dan uang jasa untuk dokter atau dokter gigi. Perusahaan
penerbangan, kereta api, taxi dan bis mengenakan ongkos, perusahaan pelayanan
iimum mengenakan tarif, dan bank mengenakan bunga atas uang yang anda pinjam.
Menurut Basu Swastha pengertian
harga adalah sebagai berikut : (Swastha, 1998; 241 ) ” Harga adalah jumlah uang
( ditambah beberapa barang kalau mungkin ) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.”
Dari kedua definisi tentang harga tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa berikut pelayanannya.
Dari kedua definisi tentang harga tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa berikut pelayanannya.
Dalam menyusun kebijakan penetapan
harga, perusahaan mengikuti prosedur enam tahap penetapan harga yaitu :
(Kotler, 2002 : 550):
1.
Perusahaan memilih tinjauan penetapan harga.
2.
Perusahaan memperkirakan kurva permintaan,
probabilitas kuantitas yang akan terjual pada tiap kemungkinan harga.
3.
Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi
pada berbagai level produksi dan pada berbagai level akumulasi pengalaman
produksi.
4.
Perusahaan menganalisa biaya, harga, dan tawaran
pesaing.
5.
Perusahaan menyeleksi metode penetapan harga.
6.
Perusahaan memilih harga akhir.
Secara garis
besar strategi penetapan harga (kebijakan harga) yang dapat sarankan kepada Intel
mengenai pengenalan masa depan dan produk-produknya untuk saat ini:
Secara garis
besar setrategi penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi 8 kelompok yaitu :
1.
Strategi penetapan harga produk baru.
Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan
pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. Selain itu juga sedapat mungkin
mencegah timbulnya persaingan sengit. Pada hakikatnya ada dua strategi pokok
dalam penetapan harga produk baru yitu :
a.
Skiming Pricing
Strategi ini merupakan strategi yang
menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru. Biasanya strategi ini
dilengkapi dengan aktivitas promosi yang gencar. Produk-produk yang harganya
ditetapkan dengan strategi ini, diantaranya berkaitan dengan teknologi baru
(stereo set, telepon, pernagkat keras computer, dan lain-lain).
b.
Penetration Pricing
Dalam strategi ini harga ditetapkan
relative rendah pada tahap awal. Tujuannya adalah agar dapat meraih pangsa
pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing. Dengan harga
yang rendah, maka perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya sekala
ekonomis dan menurunnya biaya per unit. Strategi ini memiliki perpspektif
jangka panjang, dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
2.
Strategi penetapan harga produk yang sudah mapan
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau kembali strategi
penetapan harga produk-produknya yang sudah ada di pasar, diantaranya yaitu ;
adanya perubahan dalam lingkungan pemasaran dan adanya pergeseran permintaan.
Ada 3
alternatif strategi dalam melakukan penilaian kembali terhadap strategi
penetapan harga:
a. Mempertahankan
harga
Strategi ini
digunakan untuk mempertahankan posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan citra
yang baik di masyarakat.
b. Menurunkan
harga
Strategi ini
bukan strategi yang gampag digunakan, karena perusahaan harus memiliki
kemampuan financial yang besar dan sanggup menghadapi setiap kemungkinan
persaingan yang timbul, terutama dalam asfek harga.
c. Menaikkan
harga
Menaikkan
harga produk biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan
profitbilitas dalam periode inflasi, mengambil keuntungan dari diferensiasi
produk atau melakukan segementasi pasar yang dilayani.
3.
Strategi fleksibilitas harga
Strategi
fleksibilitas harga terdiri dari dua macam strategi yaitu :
a.
Strategi satu harga (harga tungal)
Dalam
strategi ini, perusahaan membebankan harga yang sama kepada setiap pelanggan
yang membeli produk dengan kualitas dan kuantitas yang sama pada kondisi yang
sama pula (termasuk syarat penjualan sama).
b.
Strategi penetapan harga fleksibel
Strategi
penetapan harga fleksibel merupakan strategi pembebanan harga yang berbeda
kepada pelanggan yang berbeda untuk produk yang kualitasnya sama. Tujuan
strategi ini adalah untuk memaksimalkan laba jangka panjang dan memberikan
keluwesan dangan jalan memungkinkan setiap penyesuaian, baik kebawah maupun ke
atas terhadap harga.
4.
Strategi penetapan harga lini produk
Strategi ini
dilakukan dengan jalan menetapkan harga satu lini produk berdasarkan hubungan
dan dampak setiap produk terhadap lininya, apakah kompetitif atau komplementer.
Tujuannya adalah untuk memaksimalkan laba dari keseluruhan lini produk.
5.
Strategi leasing
Leasing
merupakan suatu kontrak persetujuan antara pemilik aktiva (lessor) dan pihak kedua yang memanfaatkan aktiva tersebut (lessee) untuk jangka waktu tertentu
dengan tingkat return tertentu.
Tujuan
strategi leasing adalah:
a. Untuk
meningkatkan pertumbuhan pasar dengan menarik pelanggan yang tidak mampu
membeli sekaligus.
b. Untuk
merealisasikan laba jangka panjang yang lebih besar, karena biaya produksi
diamortasikan secara penuh. Biaya sewa merupakan laba.
c. Untuk
meningkatkan aliran kas
d. Agar
memperoleh aliran laba yang stabil.
e. Untuk
menghindari risiko kerugian akibat keusangan teknologi.
6.
Strategi bundling-pricing
Strategi ini
memasukkan marjin ekstra dalam harga untuk menutupi bermacam-macam fungsi dan
jasa pendukung yang dibutuhkan untuk menjual dan mempertahankan produk selama
masa manfaatnya.
Adapun
tujuan dari strategi ini adalah :
a. Untuk
mendapatkan jaminan bahwa aktiva akan dipelihara dan dijaga dalam keadaan yang
baik sehingga dapat dijual kembali atau disewakan kembali.
b. Untuk
mendapatkan penghasilan exstra guna menutupi biaya yang diantisipasi dari
pemberian jasa pemeliharaan produk.
c. Untuk
menghasilkan pendapatan guna mendukung personil purna jual.
d. Untuk
membentuk dana kontigensi untuk sesuatu yang tidak dapat diantisifasi.
e. Untuk
membangun dan membina hubungan dengan pelanggan
f. Untuk
menghambat persaingan dengan pelayanan dan dukungan purna jual gratis.
7.
Strategi kepemimpinan harga
Strategi ini
digunakan oleh pemimpin pasar (Market
leader) dalam satu industri untuk melakukan perubahan harga yang diikuti
oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri tesebut. Tujuannya adalah untuk
melakukan pengendalian terhadap keputusan penetapan harga dalam industri yang
mendukung strategi pemasaran perusahan pemimpin, misalnya menciptakan barrier to entry, meningkatkan marjin
laba, dan lain-lain.
8.
Strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar
Strategi ini
dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga serendah mungkin untuk produk baru.
Tujuannya adalah untuk meraih pangsa pasar yang besar, sehingga perusahaan
mampu memiliki keunggulan biaya dan pasarnya tidak dapat dikuasai oleh pesaing.
Dasar pemikiran strategi ini adalah asumsi mengenai dampak pangsa pasar
terhadap strategi penetapan harga.
Dari
Strategi (kebijakan) harga di atas yang dapat kami sarankan kepada intel
corporation adalah strategi Skiming
Pricing karena Strategi ini merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi
pada suatu produk baru. Biasanya strategi ini dilengkapi dengan aktivitas
promosi yang gencar. Produk-produk yang harganya ditetapkan denga strategi ini,
diantaranya berkaitan dengan teknologi baru (stereo set, telepon, pernagkat
keras computer, dan lain-lain).
Tujuan dari
strategi ini pada dasarnya adalah:
a.
Untuk melayani para pelanggan yang tidak terlalu
sensitive terhadap harga, selagi persaingan belum ada.
b.
Untuk menutup biaya-biaya promosi dan riset dan
pengembangan secepat mungkin melalui marjin yang besar.
c.
Untuk membatasi permintaan hingga tingkat yang tidak
melampaui kepastian perusahaan.
d.
Untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan terjadinya
kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan jauh lebih mudah untuk menurunkan
harga awal yang dirsakan konsumen terlampau mahal daripada menaikkan harga awal
yang terlalu murah agar dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan.
Sedangkan
penentuan jangka waktu mempertahankan harga yang tingi sangat tergantung pada
aktivitas para pesaing. Bila tidak ada paktor hak paten, maka skiming price
harus segera diturunkan pada saat ada pesaing yang masuk kepasar. Sedangkan
dalam kondisi ada perlindungan hak paten, maka perusahaan intel dapat
menurunkan harganya sedikit demi sedikit hingga menjelang akhir periode
perlindungan hak paten. Setelah masa paten berlaku barulah perusahaan menjual
produknya dengan harga rendah.
4.
Bagaimana lisensi
dari pabrik lain yang memproduksi chip mempengaruhi harga?
Lisensi adalah izin pakai atau produksi suatu barang,
atau jasa, dari pemilik barang atau jasa tersebut dengan prosedur atau
aturan-aturan yang berlaku.
Dengan adanya lisensi untuk memproduksi chip, maka
akan makin banyak perusahaan chip yang akan memproduksi barang yang sejenis,
dengan banyaknya barang akan meningkatkan penawaran terhadap chip. Semakin
banyak penawaran artinya akan memperbanyak pilihan konsumen dalam memilih
barang yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga chip di pasar.
Dalam hal ini perusahaan harus memiliki pilihan apakah
lebih menitik beratkan pada persaingan harga ataukah persaingan bukan harga
a. Persaingan harga oleh
perusahaan
ü
Mengadakan perubahan harga
ü
Mengadakan reaksin terhadap perubahan harga yang
dilakukan oleh pesaing
b. Persaingan bukan
harga
Strategi persaingan bukan harga ini sering diikuti
dengan kebijaksanaan pengawasan harga. Dalam hal ini produsen dapat menempuh
kebijakssanaan pengawasan harga dengan cara:
ü
Menjual secara langsung kepada konsumen akhir atau
pemakai industri
ü
Menyewakan atau menjual barang dengan sistem
kansinyasi (titipan)
ü
Memperdagangkan barang-barang tersebut secara bebas
ü
Menggunakan harga penjualan ulang secara hati-hati
pada saluran distribusi yang eksklusif
Adapun metode –
metode persaingan bukan harga yang dapat dilakukan oleh perusahaan antara lain:
ü
Pembedaan barang
ü
Menitikberatkan pada jenis dan kualitas jasa yang
ditawarkan pada perantara maupun pembeli akhir seperti:
1. Persyaratan kredit
yang lunak
2. Penghantaran barang
3. Pemasangan barang
4. Garansi
ü
Lokasi penjual yang strategi
ü
Kupon yang berhadiah
nama abang siapa ?
BalasHapus