Oleh : Haral Azmi
KONSEP DASAR PERENCANAAN DALAM
MANAJEMEN
Pengertian Perencanaan (Planning)
Robbins dan Coulter (2002) mendefinisikan perencanaan sebagai sebuah proses yang
dimtdai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh,
serta merumuskan sistem perencanaan yang
menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi.
Planning is a process that involves
defining the organization's goals, establishing
an overall strategy for achieving those goals, and developing
a comprehensive set of plans to
integrate and coordinate
organizational work.
Hampir setiap orang maupun organisasi memiliki
perencanaan. Apakah perencana• an tersebut
menyangkut kepentingan kehidupan pribadinya, maupun yang terkait dengan
tujuan organisasi yang ingin dicapai.
Penulis mencoba melihat pengertian perencanaan
ini dari tiga hat, yaitu dari sisi proses, fungsi manajemen, dan pengambilan keputusan. Dari sisi proses, fungsi
perencanaan adalah proses dasar yang digunakan
untuk memilih tujuan dan menentukan
bagaimana tujuan tersebut akan dicapai. Dan sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi di mana pimpinan
menggunakan pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau mengubah
tujuan dan kegiatan organisasi. Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang
panjang atau yang akan datang -mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya,
bilamana dan siapa yang akan me' lakukannya, di mana keputusan yang diambil belum tentu sesuai, hingga implementasi perencanaan tersebut dibuktikan di kemudian hari.
Pada intinya, perencanaan dibuat sebagai upaya
untuk merumuskan apa yang sesungguhnya
ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu. Perencanaan yang
baik_adalah ketika apa yang dirumuskan ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Perercanaan yang buruk adalah ketika apa yang telah dirumuskan dan ditetapkan ternyata tidak berjalan
dalam implementasi, sehingga tujuan organisasi menjadi tidak terwujud. Terkait dengan hal tersebut di atas, George R.
Terry menyatakan bahwa untuk met1getahui apakah perencanaan itu baik atau tidak dapat
dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan dasar
mengenai perencanaan, yaitu WHAT (Apa), WHY
(Mengapa), WHERE (dj rnana), WHEN (Kapan), WHO (siapa), dan HOW (Bagaimana). Pertanyaan seputar What terkait dengan
misalnya apa yang sesungguhnya yang menjadi
tujuan perusahaan dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Pertanyaan seputar Why terkait dengan
pertanyaan seputar mengapa tujuan tersebut harus dicapai dan mengapa kegiatan yang terumuskan dalam jawaban atas pertanyaan What perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan seputar Where adalah
mengenai di mana kegiatan tersebut
akan dilaksanakan. Pertanyaan seputar When adalah kapan kegiatan
tersebut akan dilaksanakan dan kapan
kegiatan tersebut harus dimulai dan diakhiri. Pertanyaan seputar Who terkait dengan siapa yang
akan melaksanakari-nya. Pertanyaan ini terkait
misalnya dengan kualifikasi orang yang
akan melakukannya dari sisi latar belakang personal dan keahliannya. Pertanyaan
terakhir, yaitu di seputar How terkait dengan
bagaimana cara yang harus
dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut.
FUNGSI DARI
PERENCANAAN
Pengertian di atas membawa kita kepada fungsi perencanaan dalam manajemen. Robbins dan Coulter (2002) menjelaskan bahwa
paling tidak ada empat futigsi dari
perencanaan, yaitu perencanaan berfungsi sebagai arahan, perencanaan
memitlimalkan dampak dari perubahan, perencanaan meminimalkan pemborosan dan
kes{a_siaan, serta perencanaan
menetapkan standar dalam pengawasan kualitas.
Perencanaan
sebagai Pengarah
Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih
sesuatu dengan cara yang lebih terkoordinasi.
Perusahaan yang tidak menjalankan perencanaan sangat mungkin untuk mengalami konflik kepentingan, pemborosan
sumber daya, dan ketidakberhasilan dalam
pencapaian tujuan karena bagian-bagian dari organisasi bekerja secara sendirisendiri tanpa ada koordinasi yang jelas dan terarah. Perencanaan dalamtl hal ini memegang fungsi pengarahan dari apa yang harus dicapai oleh organisasi.
Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
Pada dasarnya segala sesuatu di dunia ini akan
mengalami perubahan. Tidak ad, yang
tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan sering kali sesuai dengan
apa yang kita perkirakan, akan tetapi tidak jarang pula malah di luar perkiraan
kita, sehingga menimbulkan
ketidakpastian bagi perusahaan. Ketidakpastian inilah yang coba diminimalkan melalui kegiatan perencanaan.
Dengan adanya perencanaan, diharapkan
ketidakpastian yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang dapat diantisipasi jauh-jauh hari.
Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya
Perencanaan juga berfungsi sebagai minimalisasi
pemborosan sumber daya organisasi yang digunakan. Jika perencanaan
dilakukan dengan baik, maka jumlah sumber daya yang diperlukan, dengan cara bagaimana penggunaannya, dan untuk
penggunaan apa saja dengan lebih baik dipersiapkan sebelum kegiatan
dijalankan. Dengan demikian, pemborosan yang terkait dengan penggunaan sumber
daya yang dimiliki perusahaan akan bisa
diminimalkan sehingga tingkat efisiensi dari perusahaan menjadi meningkat,
Perencanaan sebagai Penetapan Standar
dalam Pengawasan Kualitas
Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar
kualitas yang harus dicapai oleh perusahaan dan diawasi pelaksanaannya dalam fungsi pengawasan manajemen. Dalam perencanaan, perusahaan menentukan tujuan dan
rencana-rencana untuk mencapai tujuan
tersebut. Dalam pengawasan, perusahaan membandingkan antara tujuan yang ingin
dicapai dengan realisasi di lapangan, membandingkan antara standar yang ingin
dicapai dengan realisasi di lapangan, mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan
yang mungkin terjadi, hingga mengambil
tindakan yang dianggap perlu untuk
memperbaiki Kinerja perusahaan. Dengan pengertian tersebut, maka
perencanaan berfungsi sebagai penetapan
standar kualitas yang ingin dicapai
oleh perusahaan.
Persyaratan
Perencanaan (Planning Requirements)
Perencanaan yang baik tentunya perlu
dirumuskan. Perencanaan yang baik paling tidak memiliki berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu faktual atau realistis,
logis dan rasional, fleksibel,
komitmen, dan komprehensif.
Faktual Atau Realistis. Perencanaan
yang baik perlu memenuhi persyaratan faktual atau realistis. Artinya, apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi
tertentu yang dihadapi perusahaan.
Logis Dan
Rasional. Perencanaan yang baik juga perlu untuk memenuhi syarat. Logis dan rasional.
Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut bisa
dijalankan. Menyelesaikan sebuah bangunan bertingkat hanya dalam waktu
satu hari adalah sebuah perencanaan yang selain tidak realistis, sekaligus juga
tidak logis dan irasional jika dikerjakan dengan menggunakan sumber daya orang-orang yang terbatas dan
mengerjakan dengan pendekatan yang tradisional
tanpa bantuan alat-alat modern.
Fleksibel. Perencanaan yang baik juga tidak berarti kaku dan kurang
fleks.ibel. Perencanaan yang baik justru diharapkan tetap dapat
beradaptasi dengan perubahan di masa yang
akan datang, sekalipun tidak berarti bahwa planning dapat kita ubah seenaknya.
Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk
bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen dapat dibangun
dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan
bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasi.
Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif artinya menyeluruh dan mengakomodasi
aspek-aspek yang terkait langsung maupun tak
langsung terhadap perusahaan: Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetapi juga dengan mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain di perusahaan.
MELAKUKAN
PERENCANAAN (PLANNING PROCESS)
Fungsi
perencanaan sering kali dinamakan sebagai fungsi utama dari kegiatan manajemen, karena dalam perencanaan seluruh
rangkaian aktivitas yang akan dilakukan,
mengapa melakukan, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya disusun. Dapat dikatakan, jika tidak ada fungsi perencanaan,
manajer tidak akan pernah tahu apa
yang harus diorganisasikan, diarahkan dan dikontrol. Kalau begitu, bagaimana perencanaan dilakukan? Bagian ini akan menjelaskan mengenai hal ini.
Proses perencanaan melibatkan dua elemen penting, yaitu tujuan (goals) dan rencana (plan).
Empat
Tahap Dasar Perencanaan
Semua
kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap berikut ini :
1. Tahap 1
: Menetapkan tujuan atau serangkaian
tujuan. Perencanaan
dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keiriginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa
rumusan tujuan yang jelas, organisasi
akan menggunakan sumber daya sumber dayanya secara tidak efektif.
2.
Tahap 2: Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari`
tujuan yang hendak dicapai atau
sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut
waktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana
dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana
kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua
ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik yang didapatkan melalui komunikasi dalam organisasi.
3.
Tahap 3: Mengidentifikasikan
segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan
hambatan perlu diidentiiilcasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu
diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang mungkin
menimbulkan masalah. WalauPun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,
masalah, dan kesempatan ancaman yang mungkin
terjadi di waktu mendatang adalah
bagian esensi dari proses perencanaan.
4.
Tahap 4 : Men.gembangkan
rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaiun tujuan. Tahap terakhir
dalam proses perencanaan meliputi
pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapai an tujuan, penilaian
alternatif-alternatif tersebut dan
pemilihan alternatif terbaik
(paling memuaskan) di antara
berbagai alternatif yang ada.
Tujuan (Goals) dan Rencana (Plan) dalam Proses Perencanaan
Tujuan (goals) pada dasarnya
adalah hasil akhir yang diharapkan
dapat diraih atau dicapai oleh
individu, kelompok, atau seluruh organisasi. Dalam pengertian bahasa Inggris, kadangkala
dibedakan antara objectives dan goals. Objectives acapkali diartikan sebagai tujuan dan goals
sering kali diartikan sebagai target. Bahkan lebih jauh kadangkala kedua istilah juga digantikan dengan istilah seperti purposes, aims,
destination, yang ketiganya
memiliki arti yang kurang lebih juga sama. Sering kali kedua istilah ini digunakan untuk
konteks yang sama namun
kadangkala juga berbeda. Kedua istilah tersebut dengan membedakannya hanya
dari segi waktu.
Rencana (plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya perusahaan
akan dialokasikan, penjadwalan dari proses pencapaian tujuan, hingga
segala hal yang terkait dengan pencapaian
tujuan. Sebagai seorang manajer perencanaan, tujuan dan rencana adalah sesuatu yang
harus dirumuskan olehnya.
Beberapa Jenis Tujuan (Types of Goals)
Secara sederhana, kita dapat memahami bahwa setiap
organisasi memiliki satu tujuan akhir. Misalnya, untuk organisasi bisnis
atau perusahaan, tujuan yang ingin dicapai
adalah maksimalisasi keuntungan (profit
maximation). Untuk organisasi
nonprofit semisal yayasan, tujuan yang
ingin dicapai adalah pemenuhan akan
kebutuhan sekelompok orang tertentu.
Untuk yayasan panti jompo misalnya, tujuan dapat berupa pemenuhan segala kebutuhan para orang tua yang
sudah tidak lagi memiliki siapa,
siapa yang sanggup mengurusnya.
Pada
praktiknya, beberapa organisasi ternyata tidak hanya memiliki satu tujuan. Ada perusahaan yang bertujuan selain untuk
maksimalisasi profit, juga perluasan pasar,
dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan pegawai perusahaan. Demikian juga
kasus yang sama dapat terjadi dengan
organisasi nonprofit. Dengan kenyataan ini,
kadangkala organisasi memiliki tujuan
yang banyak (muhiple goals). Sehingga dengan demikian, dari sisi jumlah tujuan yang ingin dicapai,
ada yang dinamakan tujuan tunggal (single goals) dan tujuan yang banyak (muhiple goals).
Dari sisi
kejelasan, tujuan juga dapat dibedakan menjadi tujuan yang dinyatakan (stated goals) dan tujuan yang aktual
dan nyata (real goals). Tujuan yang dinyatakan (stated goals) adalah tujuan yang dinyatakan secara
formal oleh sebuah organisa"
kepada publik, dan menjadi jaminan akan kejelasan perusahaan di mata publik.
Sebagai contoh misalnya, "untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan". Dengan adanya pernyataan ini maka
pelanggan akan dapat mengevaluasi apakah dalam kenyataanya perusahaan berhasil
meningkatkan kepuasan pelanggan ataukah tidak. Adapun tujua yang aktual dan nyata (real goals) adalah tujuan yang tidak
dinyatakan pada publik akan tetapi
secara aktual dan nyata, berusaha dicapai oleh para anggota di dalai sebuah organisasi. Sebagai contoh misalnya,
"meningkatkan insentif bagi karyawa yang berprestasi dalam kerjanya". Tujuan ini biasanya tidak
dinyatakan kepada publik akan tetapi
disampaikan kepada para anggota organisasi atau karyawan perusahaan Wujud dari upaya pencapaian tujuan ini jelas, para
karyawan akan berusaha untuk menunjukkan
prestasi dalam kerjanya karena ada tujuan yang ingin dicapai, yait insentif.
Bagaimana hubungan antara kedua tujuan ini? Kita dapat melihat kaitanny antara
dua contoh tujuan di atas. Jika karyawan berprestasi dalam kerjanya, maka di akan menampilkan Kinerja yang terbaik dalam
kegiatan perusahaan, termasuk pelayar an
kepada pelanggan. Akibatnya, pelanggan akan lebih terperhatikan dan terpuaskan.
Dari segi
keluasan dan waktu pencapaian, tujuan juga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tujuan strategis (strategic goals), tujuan taktis (tactical goals), dan tujuan operasional (operational goals). Tujuan strategis adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
dalam jangka waktu yang relatif lama, biasanya antara 3 hingga tahun, atau juga lebih. Sebagai
contoh tujuan strategis adalah "untuk menjadi mark( leader dalam bisnis makanan siap saji". Pencapaian tujuan ini jelas tidak
dapat dicap2 dalam hitungan lian, akan
tetapi memerlukan waktu yang cukup lama.
Tujuan
taktis adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu
menengah relatif lebih singkat dari
tujuan strategis. Biasanya pencapaian tujuan ini antara hingga 3 tahun. Sebagai contoh dari tujuan
taktis ini misalnya, "meningkatkan pangsa
pasar sebesar 30 persen." Peningkatan pangsa pasar sebesar 30
persen jelas akan mem bantu perusahaan
tersebut untuk menjadikan market leader dalam jangka panjang Di sini
kita dapat melihat bahwa pencapaian tujuan strategis akan tercapai jika Tujuan taktis juga tercapai. Bagaimana peningkatan
pangsa pasar sebesar 30 persen bisa
dicapai Di sinilah jenis ketiga dari
tujuan dirumuskan, yaitu tujuan operasional. Tujuan operasional adalah
tujuan yang ingin dicapai dalam satu periode kegiatan perusahaan biasanya antara 6 bulan hingga 1 tahun. Tujuan
operasional ini, dalam evaluasinya terkait dengan masa pelaporar keuangan
perusahaan yang biasanya juga antara 6 bulan hingga 1 tahun.
BEBERAPA ALAT BANTU BAGI PERENCANAAN
Berbagai teoritisi manajemen telah
memperkenalkan beberapa pendekatan dalam melakukan
perencanaan, termasuk beberapa alat analisis atau model yang dapat digunakan
untuk melakukan perencanaan. Di antara beberapa alat manajemen guna melakukan
perencanaan di antaranya adalah Bagan Arus (Flow Chart), Bagan Gantt
(Gantt Chart), dan Jaringan PERT (PERT Network).
Perencanaan dengan Flow Chart
Pada dasarnya,
pendekatan Flow Chart lebih sering digunakan bagi mereka yang mendalami teknik komputer, teknik, dan sistem
informasi. Namun, pendekatan ini juga
sudah cukup populer untuk digunakan dalam dunia manajemen. Flow Chart adalah model grafis yang menunjukkan model sistem yang menggambarkan kejadian yang berkesinambungan (sequencial) dan keputusan ya-tidak. Berkesinambungan pada dasarnya adalah
proses pengaturan kejadian-kejadian berdasarkan urutan kronologisnya. Misalnya, membaca buku dapat dilakukan setelah
kita membeli buku. Maka dalam model Flow Chart, membaca buku dilezakkan setelah membeli buku.
Flow Chart menggambarkan proses rencana membaca buku yang dapat dipilih antara meminjam buku atau
melakukan pembelian buku terlebih dahulu. Melalui bagan ini, dengan mudah kita bisa mengamati kejadian-kejadian yang
berkesinambungan dari saat kita memulai pekerjaan atau rencana
hingga rencana terealisasi. Pada praktiknya, bagan ini dapat
dikembangkan lebih lanjut ataupun juga disederhanakan, tergantung kepada jenis dan jumlah kegiatan yang akan dilakukan.
Bagi yang akan mendalami Sistem Informasi Manajemen, maka pendekatan Flow Chart ini akan lebih diperdalam lagi
dalam teori tersebut.
Penjadwalan Melalui Gantt Chart
Alat bantu perencanaan yang kedua adalah
apa yang dinamakan dengan penjadwalan dengan Gantt Chart (Bagan Gantt). Penjadwalan adalah salah satu
bagian penting dalam perencanaan.
Ketika kegiatan organisasi begitu banyak dan berkesinambungan satu dengan lainnya, Gantt Chart pada dasarnya membantu manajer untuk dapat
mengaturnya melalui proses penjadwalan. Sehingga secara sederhana Gantt Chart adalah teknik penjadwalan secara grafis atas berbagai rencana kegiatan.
Gantt Chart pertama kali diperkenalkan oleh Hemy L. Gantt, salah seorang
rekan kerja dari Frederich Winslow Taylor
yang juga bekerja di Perusahaan Midvale Steel
pada tahun 1887. Perkembangan
berikutnya menunjukkan bahwa Gantt Chart telah
banyak dipergunakan secara populer
baik oleh para praktisi manajemen maupun berbagai organisasi lainnya.
Berbagai kegiatan yang saling berkesinambungan
dapat dijadwalkan sehingga para pelaksana kegiatan akan dengan lebih mudah mengikuti perkembangan dari setiap
pekerjaan yang tengah dilakukan. Misalnya, proses pembelian bahan baku adalah pada
saat minggu pertama dan kedua dari bulan pertama, maka bagian produksi,
khususnya di bagian pembelanjaan, dapat merencanakan sebelumnya apa yang
harus dipersiapkan untuk kegiatan tersebut dari mulai menentukan bahan baku apa saja yang akan dibeli, dalam jumlah berapa, harga berapa, dan seterusnya. Demikian pula bagi bagian proses produksi, bagian
tersebut dapat menjadwalkan sejak
kapan proses produksi berawal dan berakhir dan seterusnya sebagaimana
diterangkan dalam gambar tersebut.
Sebagai kesimpulan, Gantt Chart memudahkan para pelaksana kegiatan untuk merencanakan segala bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Namun di
sisi lain, alat bantu ini memiliki
keterbatasan, di antaranya adalah keterbatasan dalam menjadwalkan berbagai
kegiatan yang sifatnya sangat detail dan kompleks. Jenis kegiatan yang sangat
kompleks dan cenderung tidak berkelanjutan lebih sulit untuk dijadwalkan melalui Gantt Chart.
Perencanaan dengan Jaringan PERT (PERT Network)
Keterbatasan dari Bagan Gantt pada giliran
berikutnya dikembangkan dan dikoreksi oleh alat bantu perencanaan lainnya. Di
antara alat bantu tersebut adalah apa yang
dikenal sebagai jaringan PERT atau lebih dikenal dengan PERT Network.
PERT adalah singkatan dari Program Evaluation and Review Technique. PERT
merupakan alat bantu perencanaan melalui
penjadwalan dan penggambaran rencana kerja secara kronologis dan berkelanjutan bagi pekerjaan yang sifatnya tidak rutin, berskala besar '
inaupun kompleks.
If you're looking to burn fat then you absolutely need to try this totally brand new custom keto meal plan diet.
BalasHapusTo produce this keto diet service, certified nutritionists, fitness trainers, and top chefs have joined together to develop keto meal plans that are effective, suitable, economically-efficient, and enjoyable.
Since their launch in January 2019, thousands of people have already remodeled their body and health with the benefits a smart keto meal plan diet can give.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-proven ones provided by the keto meal plan diet.