Oleh : Haral Azmi
PENGERTIAN PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber dayasumber daya yang dimilikinya, dan
lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur
organisasi adalah dePartementalisasi
dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokan
kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatFin
yang sejenis dan saling berhubungan
dapat dikerjakan bersama. Hal
ini akan tercermin pada struktur formal suatu
organisasi, dan tampak atau ditunjukkan oleh suatu bagan organisasi. Pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam
organisasi bertanggung jawab untuk dap melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.
Istilah
pengorganisasian mempunyai
bermacam-macam. pengertian. Istilah tersebut dapat digunakan untuk
menunjukkan hal-hal berikut ini
- Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
- Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, di mana setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
- Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan jabatan, tugas-tugas dan para karyawan.
- Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Pengorganisasian
merupakan suatu proses untuk merancang struktur
formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota
organisasi, agar tuuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Proses
pengorganisasi dapat ditunjukkan
dengan tiga langkah prosedur berikut ini :
- Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
- Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.
- Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak-eEisienan dan konflik-konflik yang merusak.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan
membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu :
1) pembagian kerja,
2)
departementalisasi (atau sering disebut dengan istilah iepartementasi),
3) bagan organisasi formal,
4)
rantai perintah dan
kesatuan perintah,
5)
tingkat-tingkat hirarki
manajemen,
6)
saluran komunikasi,
7) penggunaan komite,
8)
rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal
yang tak dapat dihindarkan.
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan
sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-Deda dalam suatu organisasi. Struktur
ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi,
koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut
- Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. Chandler 2) telah menjelaskan hubungan strategi dan struktur organisasi dalam studinya pada perusahaan-perusahaan industri di Amerika.
- Dia pada dasarnya menyimpulkan bahwa "struktur mengikuti strategi". Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara para manajer dan bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi berubah maka struktur organisasi juga berubah.
- Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi. Sebagai contoh, perusahaan mobil yang mempergunakan teknologi industri masal akan memerlu= kan tingkat standardisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan perubahan mode.
- Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di antara satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi. Di samping itu, orang-orang di luar organisasi, seperti pelanggan, supplier, dan sebagainya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.
- Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat.
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
- Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi).
- Standardisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedui yang digunakan organisasi untuk menjamin" terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
- Koordinasi kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.
- Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusapt, yang me
nunjukkan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan. - Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja. 3 )
PEMBAGIAN KERJA
Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan di
mana individu-individu tidak dapat
mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih
orang yang bekerja bersama secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat mencapai basil lebih daripada dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut synergy. Tiang dasar pengorganisisian
adalah prinsip pembagian kerja (division of labor)
yang memurigkinkan synergy terjadi.
Sebagai contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola :
di mana
ada manajer tim, kepala pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja
ini efektif karena bila hanya omponen
kecil dari pekerjaan yang dilaksanakan,
kualifikasi personalia yang rendah digunakan, dan latihan jabatan lebih mudah. Gerakan-gerakan dan perpindahan yang
percuma dari komponen pekerjaan yang besar
diminimumkan. Lebih dari itu, pembagian
kerja mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang efisien
untuk meningkatkan produktivitas. Namun
demikian, beberapa penulis telah menunjukkan adanya konsekuensi-konsekuensi pada perilaku karyawan
sehubungan dengan pembagian kerja,
bila hal itu dilaksanakan secara ekstrim. Ini dapat menimbulkan
kebosanan, keletihan, monoton dan kehilangan motivasi
yang dapat menghasilkan ketidak
efisienan dan bukan efisiensi.
BAGAN ORGANISASI
FORMAL
Struktur organisasi adalah terlalu kompleks untuk
disajikan secara verbal. Manajer
perlu menggambarkan bagan organisasi (organization chart) untuk
menunjukkan struktur organisasi. Bagan organisasi memperlihatkan
susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau
posisi-posisi organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan di antaranya. Satuan-satuan organisasi yang
terpisah biasanya digambarkan dalam kotak-kotak, di mana dihubungkan satu
dengan yang lain dengan garis
yang menunjukkan rantai perintah dan jalur
komunikasi formal.
Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu
sturktur organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
- Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tertentu, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.
- Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah menunjukkan hubungan wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai karyawan terendah dala.m organisasi, seperti terlihat pada gambar 8.1. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer- puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas, di mana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga hanya kepada seorang manajer.
- Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Label dan deskripsi pada tiap kotak menunjukkan pekerjaan organisasional atau Ndang tanggung jawab yang berbeda.
- Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi).
- Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.
Seberapa luas
tingkat spesialisasi kerja dalam organisasi dapat di perkirakan dengan membaca label-label yang menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang berbeda dan bagaimana
tugas-tugas dikelompok, kan. Garis menunjukkan rantai perintah yang merupakan aspek kunci koordinasi dalam
setiap organisasi. Bagan juga dapat menunjukkan besarnya (size) dari organisasi, tetapi tanpa informasi tambahan
akan menimbulkan gambaran yang tidak jelas.
Keuntungan dan
kelemahan bagan organisasi telah menjadi subyek perdebatan cukup lama di
antara para penulis manajemen. Salah satu keuntungannya adalah bahwa karyawan
dan lain-lain diberi gambaran
bagaimana organisasi disusun. Manajer, bawahan dan tang_ gung jawab
digambarkan dengan jelas. Bila seseorang dibutuhkan untuk menangani suatu masalah khusus, bagan menunjukkan tempat di mana
orang itu dapat ditemukan. Proses pembuatan bagan juga memungkinkan manajer mengetahui dengan tepat
kelemahan-kelemahan organisasi, seperti sumber-sumber potensial
terjadinya konflik atau bidang-bidang di mana duplikasi yang tidak diperlukan terjadi.
Kelemahan atau
kekurangan utama bagan adalah masih banyak hal-hal yang tidak jelas atau
tidak ditunjukkan. Bagan, sebagai contoh,
tidak menunjukkan seberapa besar tingkat wewenang dan tanggung jawab setiap
tingkatan manajerial. Bagan juga tidak menunjukkan hubungan-hubungan informal dan saluran komunikasi, di mana organisasi
tidak dapat berfungsi secara efisien tanpa hal-hal itu.
Bentuk-bentuk Bagan
Organisasi
Hemy G. Hodges
mengemukakan empat bentuk bagan organisasi,
yaitu
- Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan, karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti.
- Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid, yaitu dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas "_ bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya. men
- Bentuk horizontal. digambarkan dariakiri Aliran ke kanan. jsatu Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara abatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali digunakan dalam praktek.
DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi sebagaimana telah diterangkan di
muka, merupakan proses penentuan bagian-bagian dalam organisasi yang
akan bertanggung jawab dalam melakukan
bermacam jenis pekerjaan yang telah dikategorikan berdasarkan faktor-faktor tertentu. Dalam mendesain organisasi, khususnya
dalam proses departementalisasi sebagaimana
diuraikan di muka, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan oleh organisasi, yaitu pendekatan berdasarkan fungsional, berdasarkan produk, berdasarkan Pelanggan, berdasarkan geografis,
dan berdasarkan matriks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar