Oleh
: Haral Azmi
A. Definisi dan Pengertian Job Analisis
Menurut
Malayu (2005;28) Job Analisis (analisis
pekerjaan) adalah menganalisis dan mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana pekerjaannya, dan
mengapa pekerjaan itu harus dikerjakan. Menurut Umar (2005:6) bahwa analisis pekerjaan adalah merupakan suatu proses untuk
menentukan isi suatu pekerjaan sehingga dapat dijelaskan orang lain untuk
tujuan manajemen.
Menuurt
Gomes (2003;91) analisis jabatan adalah proses pengumpulan informasi mengenai
suatu pekerjaan yang dilakukan seorang pekerja, yang dilaksanakan dengan
mengamati atau mengadakan interview pada pekerjaan, dengan bukti-bukti yang
benar dari supervisor. Benandin & Russell dalam Gomes (2003:91) mengatakan
analisis pekerjaan ini akan menghasilkan daftar uraian pekerjaan pernyataan
tertulis mengenai kewajiban-kewajiban pekerja dan bisa juga mencakup standar
kualifikasi, yang merinci pendidikan dan penglaman minimal yang diperlukan bagi
seorang pekerja untuk melaksanakan kewajiban dari kedudukannya secara
memuaskan.
Secara
umum analisis jabatan merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan
menentukan secara rinci tugas-tugas (duties)
dan persyaratan dari suatu jabatan tertentu. Stephen Robbin (1993)
mendefinisikan analisis jabatan sebagai suatu bentuk pengembangan uraian
terperinci dari tugas-tugas yang harus dilakukan dalam suatu jabatan, penentuan
hubungan dari satu jabatan dengan jabatan lain yang ada, dan penentuan tentang
pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan karyawan
untuk melakukan pekerjaan secara efisien dan efektif.
“Job analisis is involves developing a detailed description of the
tasks involve in a job, determining the relationship of a given job to other
jobs, and ascertain the knowledge, skills, and abilities necessary for an
employee to successfully perform the job” (Robbin, 1993).
Menurut Milkovich & Newman
(1999) analisis jabatan adalah proses pengumpulan informasi secara sistematik
terhadap berbagai informasi terpercaya dan relevan, berhubungan dengan
pekerjaan, dan asal-usul dari suatu jabatan tertentu (“job analisis is the systematic process of collecting relevant,
work-related information related to the nature of a specific job”). Hal
senada juga dikemukan oleh Bernardin & Russel: “job analisis is the process of gathering information about a job”
(Bernardin & Russel, 1993).
Berdasarkan batasan-batasan di atas
maka menurut penulis analisis pekerjaan memiliki arti yang sama dengan analisis
jabatan, yaitu proses pengumpulan inforamsi yang berkaitan dengan pekerjaan
yang dilakukan seorang pekerja secara sistematis
Jenis analisis jabatan menurut
Gomes (2003;95-101) membagi dua jenis analisis jabatan, yaitu analisis jabatan
tradisional (traditional job description)
dan analisis jabatan yang berorientasikan hasil (result-oriented job description).
1. Traditional Job analysis
Analisis jabatan secara
tradisonal yaitu dengan mencari informasi melalui tiga aspek, yaitu: (1)
tanggung jawab (responsibilities),
(2) merinci unit organisasi agar pekerja bertanggung jawab, tunduk kepada
pengarah dan bagian pengendali pelaksana; kewajiban-kewajiban (duties) umum
seseorang yang sedang memegang suatu kedudukan;dan (3) kualifikasi-kualifikasi (qualifications) minimal yang diterima sebagai kelayakan.
Kelemahan dari analisis jabatan
tradisional adalah perhatian perusahaan tidak ditujukan pada sifat-sifat
pekerjaan secara spesifik, tidak ada syarat-syarat bagi pelaksanaan suatu
pekerjaan, tidak ada standar-standar performansi minimal yang dapat diterima
bagi seorang pekerja, tidak merinci kualitas dan kuantitas serta ketepatan
waktu dari suatu pelayanan yang diinginkan, tidak memikirkan output analysis
sehingga tidak bermanfaat bagi perencana SDM yang memerlukannya.
2. Result-Oriented
Job Description (RODs)
Analisis
yangberorientasi hasil ini juga dinamakan output-oriented
job description, dan ini merupakan suatu kehidupan kecil dalam program-oriented budgets. Uraian pekerjaan yang
berorientasikan hasil menguraikan harapan-harapan organisasi yang jelas kepada
para pekerja dan sekaligus mendorong para supervisor dan pekerja untuk
mengetahui bahwa baik standar maupun imbalan tergantunng pada persyaratan
tertentu. Analisis jabatan jenis ini memuat pertanyaan-pertanyaan tentang tasks, conditions, standards, SKAs,
qualification.
Kelebihan dari model Result-Oriented
Job Description (RODs) adalah bahwa model ini menyediakan sarana untuk
menghubungkan input personil dan output organisasi bagi para perencana program,
menyediakan sarana untuk memperkenalkan pada para pekerja baru atas harapan dan
tujuan yang ditetapkan untuk evaluasi terhadap performansi pekerja bagi para
manajer, memberikan gambaran yang jelas mengenai harapan performansi,
kualifikasi minimal yang dibutuhkan untuk promosi dan penempatan para pegawai,
dan meningkatkan dampak bagi para manajer kepegawaian terhadap produktifitas
organisasi. Selain kelebihan yang telah dipaparkan, model analisis hasil juga
mempunyai beberapa kelemahan yaitu perubahan dalam syarat dan standar harus
dilakukan peninjauan kembali atas RODs, setiap kedudukan memerlukan RODs
tersendiri, dan beberapa kedudukan tidak mempunyai standar performansi yang
tidak dapat diukur.
Analisis Jabatan mencakup 2 (dua) elemen, yaitu :
1. Uraian Jabatan
(Job Description) dan 2 Spesifikasi Jabatan (Job Spesification) atau Persyaratan Jabatan (Job Requirement)
B. Informasi yang
diperoleh dari job analysis
Informasi yang
diperoleh dari job analysis adalah
perencanaan tenaga kerja (manpower planning), perekrutan dan penempatan
(recruitment and placement), pengembangan organisasi (organisation
development), pelatihan dan pengembangan (training and development),
penggajian dan imbal jasa (compensation and benefit), hubungan
industrial (industrial relation), dan juga sistem informasi SDM (human
resources information sistem).
Analisis
pekerjaan selain menghasilkan job description, job specification, dan
job evaluation juga berguna untuk hal-hal
berikut.
1. Perekrutan dan Seleksi (Recruitment and Selection)
Analisis pekerjaan
memberikan informasi tentang uraian pekerjaan dan syarat-syarat karyawan yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Isi spesifikasi dipergunakan menjadi
dasar seleksi untuk memutuskan jenis orang yang perlu direkrut dan diangkat.
2. Kompensasi (Compensation)
Informasi analisis pekerjaan memberikan
pemahaman yang jelas tentang latar belakang (pendidikan, usia, pengalaman, dan
lain-lain) orang yang akan menduduki jabatan itu, sehingga perusahaan dapat
menentukan gajinya.
3. Evaluasi Jabatan
Informasi analisis
pekerjaan memberikan pemahaman yang jelas mengenai berat/ringannya pekerjaan,
besar/kecilnya risiko yang dihadapi pekerja, sulit/mudahnya mendapatkan
personil. Dengan demikian, perusahaan dapat menetapkan oaji pada posisi jabatan
tersebut.
4. Penilaian Prestasi Kerja (Performance
Appraisal)
Penilaian ptestasi kerja
merupakan upaya membandingkan prestasi aktual pegawai dengan prestasi kerja
yang diharapkan darinya. Untuk menentukan apakah suatu pekerjaan bisa
dikerjakan atau diselesaikan dengan baik maka uraian pekerjaan akan sangat
membantu dalam penentuan sasaran pekerjaannya.
5. Latihan (Training)
Informasi analisis pekerjaan digunakan untuk merangsang program latihan pengembangan.
Uraian pekerjaan, perlengkapan, dan jenis keterampilan pekerja digunakan bahan
pembantu dalam pengembangan program-program latihan.
6. Promosi dan Pemindahan
Informasi analisis pekerjaan akan digunakan untuk membantu menentukan
promosi ataupun pemindahan karyawan.
7. Organisasi
Informasi jabatan yang diperoleh dari analisis pekerjaan seringkali memberikan
petunjuk bahwa organisasi yang ada perlu diperbaiki.
8. Pemerkayaan Pekerjaan (Job
Enrichment)
Informasi analisis pekerjaan dapat dipergunakan untuk memperkaya pekerjaan
pada suatu jabatan tertentu.
9. Penyederhanaan Pekerjaan (Work Simplification)
Informasi analisis pekerjaan digunakan juga untuk penyederhanaan atau
spesialisasi pekerjaan. Dengan perkembangan perusahaan dan spesifikasi yang
mendalam mengakibatkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu
jabatan semakin terspesialisasi.
10.
Penempatan (Placement)
Informasi analisis pekerjaan digunakan untuk menempatkan para karyawan pada
pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan keterampilannya agar mereka bekerja
secara efektif.
11. Peramalan dan Perekrutan
Informasi analisis pekerjaan digunakan untuk peramalan dan perekrutan tenaga
kerja yang akan dibutuhkan perusahaan.
12. Orientasi dan Induksi
Informasi analisis pekerjaan digunakan untuk orientasi dan induksi bagi karyawan
baru mengenai sejarah perusahaan, hak dan kewajibannya, menginduksi, dan
lainnya
C. Tujuan Analisis Jabatan
Tujuan
Analisis Jabatan menurut Gomes (2003;92) Ada 12 tujuan analisis pekerjaan yang
digunakan oleh sektor publik maupun sektor swasta, yaitu:
- Job description,yaitu untuk mengidentifikasikan pekerjaan, riwayat pekerjaan, kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan pertanggung jawaban, serta untuk mengetahui spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar pekerjaan.
- Job classification, yaitu penyusunan pekerjaan-pekerjaan kedalam kelas-kelas, kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika tertentu
- Job evaluation, yaitu suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar yang terikat
- Job desinng restructuring, yaitu meliputi usaha-usaha untuk mengalokasikan dan merestrukturisasi kegiatan pekerjaan kedalam berbagai kelompok
- Personel requirement, yaitu berupa persyaratan atau spesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan
- Performance appraisal, yaitu merupakan penilaian sistematis yang dilakukan oleh supervisor terhadap performansi pekerjaan dari para pekerja
- Worker training, yaitu pelatihan yang ditujukan kapada para pekerja
- Worker mobility, yaitu dinamika keluar-masuknya seseorang dalam posisi, perkerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu
- Efficiency, ini mencangkup penggabungan proses kerja yang optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas, serta prosedur kerja, susunan kerja dan standar kerja
- Safety, berfokus pada identifikasi dan peniadaan perilaku kerja yang tidak aman, kondisi fisik dan kondisi lingkungan
- Human resource planning, kegiatan antisipasi dan reaktif melalui suatu organisasi
- Legal, aturan dan ketentuan lain yang berkaitan dengan organisasi.
D. Metode dan Proses Pengumpulan Informasi bagi Analis
Jabatan
Joseph
E. Morsh dalam As’ad (2004) memperbincangkan beberapa motode dalam analisis
jabatan. Metode-metode tersebut adalah metode dengan Questionaire (angket), metode dengan “Check-List”, dengan wawancara individual, pengamatan, wawancara
kelompok, technical conference,
catatan harian, metode dengan ikut bersama-sama kerja dan yang terakhir adalah
metode teknik critical incident
1. Wawancara
Wawancara harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Pro
dan Kontra.
Wawancara kiranya metode yang paling
banyak digunakan untuk tugas dan tanggung jawab jabatan, dan penggunaannya yang
luas mencerminkan keunggulan.
b. Pertanyaan
– pertanyaan yang Khas.
Meskipun ada kekurangan-kekurangannya,
wawancara itu digunakan secara luas.
c. Pedoman
Wawancara.
2. Kuesioner
Meminta karyawan mengisi kuesioner untuk
menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan dan tanggung jawab
mereka adalah satu cara lain untuk memperoleh informasi analisis jabatan.
3. Observasi
Observasi langsung khususnya bermanfaat nila
jabatan-jabatan terutama terdiri dari kegiatan yang dapat diobservasi secara
fisik.
4. Buku
Harian (diary/log)
Pendekatan yang lain adalah meminta karyawan
membuat buku harian (diary/log) atau daftar dari apa yang mereka lakukan
sepanjang hari. Untuk setiap kegiatan yang terlibat di dalamnya. Kegiatan
tersebut (bersama dengan waktunya) dicatat oleh karyawan itu dalam sebuah buku
harian.
Analisis jabatan akan
dimulai dengan proses pengumpulan data-data dari internal organisasi. Data-data
yang biasanya digunakan adalah dokumen visi misi perusahaan, dokumen peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama, dokumen prosedur operasi yang sudah
distandardisasikan, dan dokumen lain yang dapat memberikan histori jabatan yang
akan dianalisa.
Selanjutnya analis jabatan
(sebutan untuk orang yang melakukan analisa jabatan) akan mempelajari dokumen
tersebut dan menggali informasi mengenai suatu jabatan.Setelah mendapatkan
informasi dari data yang sudah ada, analis jabatan akan terjun ke lapangan
mengadakan 1) Penyebaran questioner, 2) Wawancara dengan pemangku jabatan/incumbent, atasan/superior, rekan/peer,
dan bawahan/subordinate, 3) Observasi. Proses terjun di lapangan ini dilakukan untuk
organisasi yang proses bisnisnya sudah berjalan. Artinya sudah ada kegiatan
yang dilakukan. Di lapangan ini, analis jabatan akan menggali mengenai:
tanggungjawab dan wewenang jabatan, tugastugas yang dijalankan, prosedur
standar dalam operasionalisasi, kendala dan hambatan, pihak yang biasa terlibat
dalam penanganan pekerjaan (stake holders).
Analis jabatan sebelum mengadakan
wawancara, biasanya akan menyebarkan questioner yang berisi pertanyaan seputar
hal tersebut di atas. Ketika
pulang dari lapangan, analis jabatan akan menggenggam informasi yang akan diramu
menjadi uraian jabatan dan persyaratan jabatan. Dia akan membuat draf atas informasi
tersebut. Draf uraian jabatan dan persyaratan jabatan tersebut selanjutnya akan
dikonsultasikan kembali dengan atasan dan pemangku jabatan, sebelum disetujui oleh
atasan dan pemangku jabatan.
E. Teknik Melakukan Analisis Jabatan
Analisa
jabatan adalah sebuah proses untuk memahami suatu jabatan dan kemudian
menyadurnya ke dalam format yang memungkinkan orang lain untuk mengerti tentang
jabatan tersebut.
Ada
3 tahap penting dalam proses analisis jabatan, yaitu (1) mengumpulkan informasi,
(2) menganalisis dan mengelola informasi jabatan, dan (3) menyusun informasi
jabatan dalam suatu format yang baku.
Analisis
jabatan yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan uraian jabatan yang baik
pula, dan kemudian dapat dijadikan bahan baku yang baik untuk proses
pengelolaan SDM yang lain (evaluasi jabatan, rekrutmen dan seleksi, manajemen
kinerja, penyusunan kompetensi, pelatihan).
Ada
sejumlah prinsip penting yang harus dipegang dalam melakukan proses analisis
jabatan, yaitu:
- Proses analisis dilakukan untuk memahami apa tanggung jawab setiap jabatan dan kontribusi hasil jabatan tersebut terhadap pencapaian hasil atau tujuan organisasi. Hal ini, nantinya uraian jabatan akan menjadi daftar tanggung jawab, bukan daftar tugas atau aktivitas.
- Proses analisis jabatan, bukan pemegang jabatan yang saat ini kebetulan sedang memangku jabatan tersebut. Ini penting untuk menghindari bias dalam menganalisis jabatan berdasarkan kemampuan, kinerja, gaya atau metoda kerja dari pemegang jabatan saat ini. Yang perlu kita analisis adalah standar desain jabatan tersebut berdasarkan struktur organisasi yang ada saat ini.
- Kondisi jabatan yang dianalisis dan akan dituangkan dalam uraian jabatan adalah kondisi jabatan saat ini berdasarkan fakta yang ada sesuai rancangan strategi dan struktur organisasi.
Prinsip-prinsip ini penting untuk dipahami karena sering
terjadi di banyak organisasi, uraian jabatan dibuat berdasarkan “selera”
masing-masing atasan, atau bahkan diserahkan untuk dibuat oleh pemegang
jabatan. Ini membuat tidak adanya standar batasan jabatan yang sebenarnya
diinginkan oleh organisasi. Jika hal ini terjadi, maka akan mudah untuk
diperkirakan munculnya banyak masalah mengenai tumpang-tindih tanggung jawab
antarjabatan, atau rangkap-merangkap tanggung jawab oleh karena ada beberapa
tanggung jawab yang ternyata tidak tercakup di jabatan apapun, juga akan dapat
terjadi adanya jabatan yang beban tanggung jawabnya sangat besar/luas,
sementara jabatan lain terlihat sangat sempit dan ringan, sehingga tidak ada perimbangan
cakupan pekerjaan, yang dapat menimbulkan banyak masalah seperti kecemburuan
dan demotivasi.
Format isi uraian jabatan memang bisa sangat bervariasi
dari satu organisasi ke organisasi yang lain. Namun, dengan kerangka berpikir
bahwa uraian jabatan ini diperlukan sebagai bahan dasar informasi untuk proses
pengelolaan SDM yang lainnya, maka dalam format uraian jabatan tersebut
sebaiknya tersedia informasi minimum sebagai berikut: identitas jabatan, tujuan
jabatan, tanggung jawab utama, indikator kinerja, dimensi/ukuran jabatan, dan
spesifikasi jabatan. Di luar itu, organisasi dapat memasukkan juga informasi
tambahan lainnya, misalnya kewenangan, tantangan, hubungan kerja, dan struktur
organisasi
F.
Isi (aspek-aspek) Job Descriptions
Job
description (uraian jabatan)
merupakan dokumen formal organisasi yang berisi ringkasan informasi penting
mengenai suatu jabatan untuk memudahkan dalam membedakan jabatan yang satu
dengan yang lain dalam suatu organisasi. Uraian jabatan tersebut disusun dalam
suatu format yang terstruktur sehingga informasi mudah dipahami oleh setiap
pihak yang berkaitan di dalam organisasi. Pada hakikatnya, uraian jabatan
merupakan bahan baku
dasar dalam pengelolaan SDM di organisasi, dimana suatu jabatan dijelaskan dan
diberikan batasan.Uraian pekerjaan (job
descriptions) dan uraian jabatan diketahui serta disusun berdasarkan
informasi yang telah dihasilkan oleh analisis pekerjaan.
Uraian pekerjaan biasanya digunakan untuk tenaga
kerja operasional, sedangkan uraian jabatan digunakan untuk tenaga kerja
manajerial. Uraian pekerjaan atau jabatan harus ditetapkan secara jelas untuk setiap
jabatan, supaya pejabat tersebut mengetahui tugas dan tanggung jawab yang harus
dilakukannya. Uraian pekerjaan akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang
harus dicapai oleh seorang pejabat yang memegang jabatan tersebut. Uraian
pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi
pekerjaan bagi pejabat yang memegang jabatan itu. Uraian pekerjaan yang kurang
jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung
jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan tidak beres, bahkan pejabat
bersangkutan menjadi overacting.
Uraian pekerjaan adalah
informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi
pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan
tertentu dalam organisasi.
Uraian pekerjaan harus
jelas dan persepsinya mudah dipahami, serta menguraikan hal-hal berikut.
1. Identifikasi pekerjaan
atau jabatan, yakni memberikan nama jabatan, seperti rektor, dekan, dosen, dan
kabag administrasi.
2. Hubungan tugas dan
tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung jawab secara nyata diuraikan
secara terpisah agar jelas diketahui. Rumusan hubungan hendaknya menunjukkan
hubungan antara pejabat dengan orang lain di dalam maupun di luar organisasi.
3. Standar wewenang dan
pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi yang harus dicapai oleh setiap pejabat
harus jelas.
4. Syarat kerja harus
diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin-mesin, dan bahan baku yang
akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
5. Ringkasan pekerjaan
atau jabatan, hendaknya menguraikan bentuk umum pekerjaan dengan hanya
mencantumkan fungsi-fungsi dan aktivitas utamanya.
6. Penjelasan tentang
jabatan di bawah dan di atasnya, yaitu harus dijelaskan jabatan dari mana si
petugas dipromosikan dan ke jabatan mana si petugas akan dipromosikan.
Uraian pekerjaan harus
diuraikan secara jelas agar pejabat yang akan menduduki jabatan tersebut
mengetahui tugas, tanggung jawab, dan standar prestasi yang dicapinya. Urian
pekerjaan harus menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan, supaya
pengisian jabatan didasarkan apa, baru siapa sehingga mis manajemen dapat
dihindari.
G. Langkah-langkah Pelaksanaan Job Description
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam analisis jabatan.:
1. Tentukan lebih dulu tugas-tugas pokok yang
harus ada dalam jabatan itu, termasuk didalamnya perilaku dan aktivitas yang
melekat pada jabatan itu.
2. Mengidentifikasi
knowledge, abilities, skills, dan other
characteristics (KASOCs) yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas
itu.
a. Knowledge
berarti seperangkat informasi yang ada di dalam prosedur yang harus diterapkan
dalam pekerjaan itu.
b.
Abilities
berarti kompetensi untuk menghasilkan hasil yang bisa diamati. Misalnya: kemampuan
seorang pengetik yang baik adalah menghasilkan ketikan yang rapi dan tidak
banyak salahnya.
c.
Skill
berarti kompetensi untuk melakukan tindakan yang bisa dipelajari, baik yang sifatnya
motorik, verbal, manual, atau melakukan pengolahan mental yang menyangkut data,
orang atau barang.
d.
Other
characteristics meliputi faktor kepribadian, sikap, atau watak yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Laporan analisa jabatan untuk seorang
perwira patroli jalan raya mungkin berupa pengetahuan hukum, komunikasi lisan
yang baik, kemampuan menyopir yang trampil, dan keterandalan untuk melaksanakan
tugasnya dengan cukup baik.
Proses dalam menganalisis
pekerjaan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan penggunaan hasil informasi analisis pekerjaan.
Menentukan
penggunaan hasil informasi analisis pekerjaan artinya penganalisis harus
mengetahui secara jelas apa kegunaan hasil informasi analisis pekerjaannya. Karena hasilnya akan
digunakan untuk menentukan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknik
pengumpulan datanya. Informasi hasi{
analisis pekerjaan dipergunakan untuk menetapkan job description, job
specification, dan job
evaluation dalam pengadaan pegawai.
2. Mengumpulkan informasi tentang latar belakang.
Mengumpulkan
informasi tentang latar belakang artinya penganalisis harus mengumpulkan dan
mengkualifikasikan data, meninjau informasi latar belakang seperti bagan
organisasi, bagan proses, dan uraian pekerjaan. Pengumpulan data dilakukan
dengan metode penelitian deskriptif analisis, survei, sensus, dan sample, sedangkan teknik pengumpulan
data dapat dengan cara wawancara, observasi, kuesioner, dan angket. Data yang
terkumpul dikualifikasikan, dianalisis, dan diaplikasikan kepada masa depan.
3. Menyeleksi muwakal (orang yang
akan diserahi) jabatan yang akan dianalisis.
Menyeleksi muwakal
jabatan yang akan dianalis artinya penganalisis harus memilih beberapa muwakal jabatan
untuk dianalisis. Hal ini perlu dilakukan untuk menghemat biaya dan waktu jika
banyak pekerjaan yang akan dianalisis
4. Mengumpulkan
informasi analisis pekerjaan.
Mengumpulkan
informasi analisis pekerjaan artinya penganalisis mengadakan analisis pekerjaan
secara aktual dengan menghimpun data tentang aktivitas pekerjaan, perilaku
karyawan yang diperlukan, kondisi kerja, dan syarat-syarat personel yang akan
melaksanakan pekerjaan
5. Meninjau informasi dengan pihak-pihak
yang berkepentingan
Meninjau
informasi dengan pihak pihak yang berkepentingan artinya analisis pekerjaan
menyediakan informasi tentang hakikat dan fungsi pekerjaan. Informasi hendaknya
diverifikasi dengan pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan itu serta atasan
langsung karyawan bersangkutan. Dengan memverifikasi informasi itu akan
membantu untuk menentukan kebenarannya dan melengkapinya secara faktual serta
dapat dipahami dengan mudah oleh semua pihak yang berkepentingan. Langkah
peninjauan in] juga akan dapat membantu perolehan penerimaan seseorang atas
data analisis pekerjaan yang telah dihimpun dengan memberikan kesempatan bagi
orang tersebut untuk memodifikasi uraian tentang aktivitas yang
dilaksanakannya.
6. Menyusun uraian pekerjaan dan
spesifikasi pekerjaan.
Menyusun uraian
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan artinya penganalisis pekerjaan
kemudian menyusun uraian pekerjaan, uraian jabatan, dan evaluasi pekerjaan
7. Meramalkan dan memperhitungkan
perkembangan perusahaan.
Meramalkanl dan memperhitungkan perkembangan
perusahaan, artinya penganalisis harus juga memperhitungkan/meramalkan perkembangan
uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, apakah dikemudian hari diperlukan
pengayaan pekerjaan, perluasan pekerjaan, dan penyederhanaan pekerjaan dalam
perusahaan. Hal ini perlu guna memperhitungkan kemampuan karyawan untuk masa
kini dan masa depan supaya mereka dapat tetap melaksanakan pekerjaan walaupun
ada pemakaian teknologi canggih dan reorganisasi perusahaan.
Analisis pekerjaan akan memperoleh informasi tentang pekerjaan, uraian
jabatan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan pada perusahaan
tersebut.
H.
Spesifiksi
Pekerjaan (Job spesification)
Spesifikasi pekerjaan (job specification) disusun
berdasarkan uraian pekerjaan dengan menjawab pertanyaan tentang ciri,
karakteristik, pendidikan, pengalaman dan yang lainnya dari orang yang akan
melaksanakan pekerjaan tersebut dengan baik. Spesifikasi pekerjaan menunjukkan
persyaratan orang yang akan direkrut dan menjadi dasar untuk melaksanakan
seleksi.
Spesifikasi
pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan satu
jabatan dengan baik dan kompeten
Pada
umumnya spesifikasi pekerjaan memuat ringkasan pekerjaan yang jelas dan
kualitas definitif yang dibutuhkan dari pemangku jabatan itu. Spesifikasi
pekerjaan memberikan uraian informasi mengenai hal-hal berikut:
1. Tingkat pendidikan
pekerja.
2. Jenis kelamin
pekerja.
3. Keadaan fisik
pekerja.
4. Pengetahuan dan
kecakapan pekerja.
5. Batas umur pekerja.
6. Nikah atau belum.
7. Minat pekerja.
8. Emosi dan
temperamen pekerja.
9. Pengalaman pekerja
I.
Kaitan antara Job Analysis, Job Description
dan Job Spesification
Kaitan antara Job Analysis, Job Description
dan Job Spesification adalah job analsis merupakan proses mencari informasi sampai denngan
analisis untuk penyususunan uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan atau persyaratan
apa/siapa dari masing-masing jenis pekerjaan harus dikerjakan.
Uraian yang
diperoleh dari analisis pekerjaan diharapkan benar-benar diperoleh sesuai
dengan kebutuhan oraganisasi atau lembaga sehingga ada efektitifias dan
efisiensi SDM.
Analisis pekerjaan juga dibutuhkan untuk job
specification (spesifikasi pekerjaan sehingga pekerjaan yang ada benar-benar
dapat dikerjaan oleh orang yang profesional. Jika pekerjaan dikerjaan
orang yang profesional maka diharapkan akan menghasil produk yang dapat
bersaing dengan organisasi atau lembaga lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar