Bias dan Tantangan dalam Penilaian
Kinerja
Penilaian kinerja harus bebas dari
diskriminasi. Apapun bentuk atau metode penilaian yang dilakukan oleh pihak
manajemen harus adil, realistis, valid, dan relevan dengan jenis pekerjaan yang
akan dinilai karena penilaian kinerja ini tidak hanya berkaitan dengan masalah
prestasi semata, namun juga menyangkut masalah gaji, hubungan kerja,
promosi/demosi, dan penempatan pegawai. Adapun bias-bias yang sering muncul
menurut Werther dan Davis (1996:348) adalah:
1. Hallo Effect, terjadi
karena penilai menyukai atau tidak menyukai sifat pegawai yang dinilainya. Oleh
karena itu, pegawai yang disukai oleh penilai cenderung akan memperoleh nilai
positif pada semua aspek penilaian, dan begitu pula sebaliknya, seorang pegawai
yang tidak disukai akan mendapatkan nilai negatif pada semua aspek penilaian;
2. Liniency and Severity Effect.
Liniency effect ialah penilai cenderung beranggapan bahwa mereka harus
berlaku baik terhadap pegawai, sehingga mereka cenderung memberi nilai yang
baik terhadap semua aspek penilaian. Sedangkan severity effect ialah
penilai cenderung mempunyai falsafah dan pandangan yang sebaliknya terhadap
pegawai sehingga cenderung akan memberikan nilai yang buruk;
3. Central tendency, yaitu
penilai tidak ingin menilai terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah kepada
bawahannya (selalu berada di tengah-tengah). Toleransi penilai yang terlalu
berlebihan tersebut menjadikan penilai cenderung memberikan penilaian dengan
nilai yang rata-rata.
4. Assimilation and differential
effect. Assimilation effect, yaitu penilai cenderung menyukai pegawai yang
mempunyai ciri-ciri atau sifat seperti mereka, sehingga akan memberikan nilai
yang lebih baik dibandingkan dengan pegawai yang tidak memiliki kesamaan sifat
dan ciri-ciri dengannya. Sedangkan differential effect, yaitu penilai
cenderung menyukai pegawai yang memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri yang tidak
ada pada dirinya, tapi sifat-sifat itulah yang mereka inginkan, sehingga
penilai akan memberinya nilai yang lebih baik dibanding yang lainnya;
5. First impression error, yaitu
penilai yang mengambil kesimpulan tentang pegawai berdasarkan kontak pertama
mereka dan cenderung akan membawa kesan-kesan ini dalam penilaiannya hingga
jangka waktu yang lama;
6. Recency effect, penilai
cenderung memberikan nilai atas dasar perilaku yang baru saja mereka saksikan,
dan melupakan perilaku yang lalu selama suatu jangka waktu tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar